Perkembangan teknologi digital, maraknya edukasi keuangan di media sosial, hingga meningkatnya kesadaran dan literasi akan kestabilan finansial. Semua itu menyebabkan generasi muda mulai berani membentangkan sayap ke dunia investasi. Selain itu, tren financial freedom juga semakin memperkuat tren ini, tidak terkecuali bagi mahasiswa.
Investasi merupakan penanaman modal atau uang pada suatu aset maupun instrumen keuangan dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Hal ini dilakukan guna meningkatkan nilai kekayaan, melindungi aset dari inflasi, serta mencapai tujuan finansial tertentu.
Bagi mahasiswa, memulai investasi sejak dini penting untuk dilakukan sebab mereka dapat mempelajari cara membangun kebiasaan keuangan sehat, mengenal konsep pengelolaan risiko, dan merencanakan masa depan secara finansial. Semakin awal mulai berinvestasi, maka makin besar pula potensi keuntungan yang dapat diperoleh dan semakin cepat pula mereka dapat mencapai kebebasan finansial.
Investasi bukan hanya tentang menyimpan uang di bank, melainkan juga tentang memilih aset atau instrumen yang sesuai dengan tujuan finansial. Karenanya, identitas telah merangkum daftar instrumen investasi yang dapat kamu coba semasa berkuliah.
-
Emas
Salah satu jenis logam mulia yang dapat Sobat iden coba sebagai pemula adalah emas, karena cenderung membutuhkan modal kecil dan memiliki nilai yang tergolong stabil. Dilansir dari sahabat.pegadaian.co.id, nilai emas akan terus naik dari waktu ke waktu.
Jika dibandingkan dengan instrumen lain, emas memiliki risiko yang relatif rendah dan tingkat likuiditas tinggi, sehingga mudah untuk kamu cairkan. Selain itu, logam mulia ini juga dikenal sebagai safe haven, yakni aset investasi yang tetap stabil meskipun diterpa oleh ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi global.
Kini, emas sudah tersedia dalam bentuk fisik maupun digital dan dapat kamu temukan dengan mudah di berbagai lembaga terpercaya. Lalu perlu Sobat iden ingat, waktu terbaik menjual emas adalah saat harganya sedang tinggi atau ketika tujuan investasi kamu sudah tercapai. Biasanya, orang-orang menjual emas mereka setelah disimpan lima hingga sepuluh tahun.
-
Deposito
Deposito merupakan tabungan jangka panjang berbunga tinggi. Menurut mediakeuangan.kemenkeu.go.id, semakin tinggi uang yang disetorkan, suku bunga yang ditawarkan juga akan berpotensi mengalami peningkatan.
Meskipun memiliki fleksibilitas rendah, deposito menawarkan keuntungan berupa keamanan dan jaminan. Sehingga, instrumen ini cocok bagi kamu yang ingin merencanakan keuangan secara sistematis dan berkelanjutan.
Berbeda dengan tabungan reguler, deposito terikat dengan tenor atau periode pinjaman yang ditentukan oleh bank. Biasanya, bank menawarkan jangka waktu deposito selama 1 hingga 36 bulan.
Namun, Sobat iden perlu mengetahui bahwa penarikan instrumen ini hanya dapat dilakukan ketika periode pinjaman telah jatuh tempo. Jika kamu mengambilnya lebih awal, akan dikenai penalti.
-
Reksa dana
Reksa dana merupakan instrumen investasi kolektif yang memungkinkan investor untuk berinvestasi pada berbagai jenis instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Aktiva tersebut kemudian akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI).
Kamu dapat berinvestasi dalam bentuk reksa dana melalui beberapa aplikasi yang memang diperuntukkan untuk investasi. Tapi, pastikan aplikasi yang Sobat iden pilih merupakan aplikasi berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga transaksinya terjamin aman.
Selain itu, penting bagi Sobat iden untuk mempertimbangkan secara matang tujuan dan profil risiko dari instrumen yang telah dipilih sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Menurut Peluang.com, instrumen ini cocok bagi pemula, sebab hanya membutuhkan modal yang relatif rendah, seperti Rp10.000,00.
-
Obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan instrumen investasi yang berasosiasi dengan pemerintah Indonesia. Pilihan instrumen ini cocok bagi pemula karena relatif aman dan stabil. Pasalnya, pemerintah berperan sebagai penerbit yang mengeluarkan instrumen dalam bentuk surat utang.
Jenis obligasi ini bermacam, mulai dari Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Sukuk Tabungan (ST), hingga Saving Bond Ritel (SBR).
Sebelum berinvestasi, kamu perlu memastikan periode waktu dari jenis obligasi yang kamu pilih. Sebab obligasi memiliki jangka waktu yang bervariasi. Selain itu, tidak semua tipe obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
-
Saham
Saham merupakan instrumen investasi yang menunjukkan bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan membeli saham, kamu dapat menjadi bagian dari pemilik perusahaan dan memiliki hak atas keuntungan perusahaan (dividen).
Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa tidak semua perusahaan membagi dividennya kepada investor. Instrumen ini menawarkan potensi keuntungan tinggi, terutama jika dipegang dalam jangka panjang.
Perlu Sobat iden tahu bahwa saham juga memiliki risiko tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh fluktuasi pasar. Bagi kamu yang ingin mencemplungkan diri lebih dalam ke dunia pasar modal, berinvestasi saham dapat menjadi pengalaman bermakna.
-
Properti
Instrumen investasi properti merupakan penanaman modal yang dilakukan dengan membeli properti berupa rumah, bangunan, ruko, tanah, dan sebagainya. Investasi ini ditujukan untuk mendapat keuntungan dengan memanfaatkan properti.
Dilansir dari detik.com, dalam jangka pendek, investor biasanya melakukan flipping dan dalam jangka panjang, properti tersebut disewakan atau dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Sama seperti emas, investasi ini memiliki risiko rendah karena nilainya tergolong stabil serta cenderung terus naik.
Namun, Sobat iden perlu untuk tetap memperhatikan perawatan dan pemeliharaan aset yang dimiliki agar tetap terjaga kualitasnya. Sebab bangunan merupakan aset yang dapat mengalami kerusakan.
Nah, gimana Sobat iden? Apakah kamu tertarik untuk mencoba salah satu dari instrumen investasi di atas? Jika iya, sebelum menanam modal jangan lupa untuk melakukan riset atas risiko, konsekuensi, dan keuntungan dari setiap instrumen.
Tidak hanya itu, sesuaikan juga dengan tujuan investasi dan modal kamu, ya! Ingat bahwa setiap orang memiliki kondisi finansial dan toleransi risiko yang berbeda. Jangan hanya ikut tren atau ajakan orang lain tanpa memahami strategi keuanganmu sendiri.
Mulailah dari jumlah yang kecil jika kamu masih belajar, dan tingkatkan perlahan seiring bertambahnya pengetahuan. Terpenting, jadikan proses investasi ini sebagai langkah cerdas untuk membangun masa depan dengan terencana.
Fathimah Nur Khalidah Rahman
