Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Bundel

Mengenang Kejayaan Pete-pete Kampus

18 November 2017
in Bundel
Mengenang Kejayaan Pete-pete Kampus
Editor Sri Hadriana

Pete-pete kampus kini tak seramai dahulu lagi. Semakin banyaknya mahasiswa yang beralih menggunakan sepeda motor, serta angkutan online yang kian digemari, membuat pete-pete kampus kian sepi penumpang.

 Awalnya angkutan umum pertama kali beroperasi di Makassar tahun 1980. Demi memperlancar kegiatan para mahasiswa, Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyiapkan trayek khusus kampus Unhas. Apalagi medio 1980-an hingga 1990-an kampus Tamalanrea cukup terpencil, sebab jauh dari pusat kota. Selain itu, para mahasiswa juga masih banyak bermukim di sekitar kampus Baraya.

BacaJuga

Atmosfer Akademik, Dulu dan Kini

Jatuh Bangun Pendanaan PKM Unhas

“Saya nggak bisa membayangkan kalau pete-pete mogok sehari saja,” kata salah satu mahasiswa saat itu, Iin Manaba, dikutip dari identitas edisi Desember 1990.

Selain membantu perkuliahan, armada plat kuning ini juga sangat dipercaya karena faktor keamanan yang terjamin. Heni, mahasiswa biologi angkatan 1989, mengatakan tidak pernah merasa takut pulang pakai pete-pete walaupun pada malam hari. “Sopir pete-pete itu pada umumnya baik. Sehingga kalau saya pulang agak malam tidak ada rasa was-was atau takut,” pujinya, dikutip dari identitas 1990.

Tarif dan Trayek

 Di tahun 1989-1990 penyataan “Jauh dekat Rp. 250,-” sering disebut para sopir. Walau begitu, masih ada sopir yang bermurah hati menerima tarif Rp 100.

“Dari pintu gerbang kampus sampai di lapangan parkir, hingga saat ini, sopir masih ‘bermurah hati’ menerima Rp. 100,” dikutip dari rubrik panorama kampus identitas November 1989.

 Dengan jumlah tarif itu, pete-pete kampus terbagi jadi beberapa trayek. Sekarang pete-pete dengan kode trayek 02, 05, 07 masih sering kita jumpai. Dahulu, trayek pete-pete kampus sampai kode trayek 11. Pete-pete 01 dahulu beroperasi dengan rute Jongaya – kampus Tamalanrea. Pete pete 08 memiliki rute Tello – Kampus Tamalanrea, dan 09 jurusan Kandea – kampus Tamalanrea. Sisanya, masih belum diketahui.

Para angkutan kampus itu menghimpun diri mereka pada Koperasi Angkutan Kampus dan Umum (Kakmu). Dengan adanya Kakmu, pihak kampus lebih mudah mengatur para sopir untuk menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas kampus. Seperti dalam surat keputusan dengan nomor  5529/un4/um.08/2013 dari kampus yang memuat tiga belas pasal untuk para sopir pete-pete. Pasal itu mengatur kelayakan sopir dan mobil angkutannya, keamanan para penumpang, dan sanksi pencabutan izin trayek apabila terdapat pelanggaran.

Kini, pete-pete bukan lagi pilihan utama. Mereka mesti bersaing dengan kendaraan pribadi dan kecanggihan teknologi. Hadirnya jasa transportasi online membuat mereka semakin tersisih. Selain itu, banyak kasus terkait keamanan terjadi di tahun 2000an. Sehingga citra pete-pete tidak lagi seaman dahulu.

Musthain Asbar Hamsah

Tags: MakassarPete-petePete-pete KampusUnhas
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Iqbal Djawad, Bertarung dengan Suhu -20o C

Next Post

Tau Jaki’? Pembangunan Teknik Gowa Dimulai Tahun 2009

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In