Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Isipol Unhas mengadakan bedah buku “Good Boys Doing Feminism”, melalui Google Meet, Kamis (2/9). Dipandu oleh Amar Ma’ruf, kegiatan ini menghadirkan Ikhlasy A Marhami sebagai pembicara.
Ikhlasy menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan kumpulan tulisan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis buku, Nur Hasyim, mengenai isu gender, maskulinitas, dan keterlibatan laki-laki dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender.
Banyak pertanyaan yang ingin coba dijawab oleh Nur Hasyim dalam bukunya. Tentang bagaimana laki-laki memposisikan diri dalam perjuangan kesetaraan gender, mungkinkah laki-laki melakukan kerja untuk melucuti privilese dan kekuasaan yang menguntungkan dirinya, apa jaminan laki-laki tidak akan melestarikan dominasi dan kekuasaan laki-laki dalam kerja keadilan gender dan penghapusan kekerasan pada perempuan.
Pemateri menjelaskan bahwa laki-laki tidak selalu diuntungkan oleh patriarki, sebab akan memunculkan adanya maskulinitas hegemonik (ideal) yang menciptakan hierarki. “Patriarki menjadikan laki-laki ketagihan terhadap perilaku menindas, karna patriarki menghalangi laki-laki untuk menggunakan pilihan lain yang lebih manusiawi dan beradab,” lanjutnya.
Ikhlasy mengungkapkan laki-laki pro feminis diperlukan dalam upaya keadilan gender. Karena terbangunnya citra gerakan perempuan yang ekslusif dan terkesan berhadapan dengan laki-laki, pendekatan perempuan yang belum mampu melepaskan perempuan dan laki-laki dari pusaran konflik, serta ketidaksetaraan relasi antara laki-laki dan perempuan dianggap sebagai akar persoalan ketidakadilan gender.
Di akhir pemaparanya, Ikhlasy menjelaskan, terdapat tiga respon perempuan terhadap gerakan laki-laki pro feminis yakni, menerima penuh dengan anggapan gerakan tersebut adalah sebuah keharusan, menerima dengan syarat bahwa gerakan pro perempuan adalah entitas tunggal dan tak terpisahkan dari gerakan perempuan. Dan terakhir menolak dengan anggapan gerakan laki-laki pro perempuan tidak diperlukan dengan alasan gerakan tersebut akan kembali mendominasi perempuan dalam gerakan pro perempuan.
Azzahra Zainal