Himpunan Mahasiswa Antropologi (Human) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggelar Kajian Dasar-Dasar Antropologi dengan judul “Antropologi dan Ruang Lingkupnya”. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara luring di Pelataran Baruga Andi Pangeran Pettarani, Rabu (22/12).
Dipandu oleh moderator, Mutiara Mahdatilla dan Fasilitatori Rifqiyani Nur Fadillah atau biasa disapa Yeki. Ia menjelaskan terdapat empat fase dalam perkembangan antropologi. Fase pertama berlangsung sebelum 1800, ketika bangsa eropa melakukan ekspedisi ke benua-benua lain, kemudian menghasilkan sebuah catatan perjalanan mengenai suku bangsa yang mereka temui.
Fase kedua terjadi sekitar pertengahan abad 19, ketika catatan-catatan perjalanan sebelumnya diperbaharui dengan dibuat secara mendetail dan lebih akurat.
“Maka antropologi di fase ini disebut sebagai ilmu akademisi,” kata mahasiswa Fisip tersebut.
Lalu pada fase ketiga bermula di awal abad ke 20, di mana antropologi saat itu digunakan sebagai ilmu praktis dengan tujuan untuk kepentingan kolonial. Fase Keempat berlangsung di tahun 1930, saat antropologi sudah menjadi disiplin ilmu baik secara akademisi maupun secara praktis.
“Antropologi dibagi menjadi dua bagian yakni Antropologi Fisik dan Antropologi Budaya,” ucap Yeki.
Antropologi Fisik termasuk didalamnya Paleo-antropologi atau ilmu bagian yang mempelajari asal-usul terjadinya dan evolusi manusia, dan antropologi fisik yang mempelajari tentang sejarah terjadinya beragam manusia dilihat dari ciri-ciri fisiknya.
“Sedangkan pada bagian Antropologi Budaya, termasuk didalamnya etnolinguistik, pre-historis dan etnologi,” jelas Yeki.
Azzahra Zainal