“Kau takkan pernah tau sampai kau mencoba” – Totto-chan.
Kisah “Totto-Chan: The Little Girl at the Window” diambil dari kehidupan masa kecil penulisnya, Tetsuko Kuroyanagi. Diadaptasi dari novel autobiografi terlaris di Jepang dengan judul yang sama, film ini menyuguhkan kisah mengharukan tentang petualangan seorang gadis kecil bernama “Totto-chan”.
Totto-chan merupakan seorang gadis berusia tujuh tahun yang penuh imajinasi dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ia dikeluarkan dari sekolah lamanya karena dianggap terlalu nakal. Namun, Totto-chan kemudian menemukan dunia baru yang menakjubkan di Tomoe Gakuen, sebuah sekolah yang tidak biasa.
Gurunya mendapati Totto-chan berulang kali membuka dan menutup meja, memanggil sekelompok seniman jalanan di balik jendela saat pembelajaran berlangsung, dan membuat mejanya penuh dengan coretan yang tak bisa dihapus. Ibunya, Cho Kuroyanagi pun memutuskan memindahkan buah hatinya ke sekolah lain.
Di Tomoe Gakuen, Totto-chan menemukan lingkungan belajar yang berbeda. Sekolah ini tidak seperti sekolah biasa dengan banyak aturan ketat. Sebaliknya, sekolah ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi hal-hal yang mereka sukai kapan saja.
Totto-chan langsung jatuh cinta pada sekolah ini begitu melihat enam gerbong kereta yang dijadikan ruang kelas. Di sana, ia bertemu dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, termasuk Yasuaki Yamamoto, yang menderita polio dan menyebabkan salah satu dari masing-masing tangan dan kakinya lumpuh. Kehadiran Totto-chan seakan memberikan warna bagi Yasuaki-chan.
Kepala Sekolah Tomoe Gakuen, Sosaku Kobayashi sangat mencintai anak-anak dan berusaha keras menerapkan pendidikan inklusif. Ia ingin semua anak dapat belajar dan bermain bersama tanpa memandang kondisi mereka.
Sayangnya, di tahun ketiga Totto-chan bersekolah, Tamoe Gakuen menjadi ‘korban’ dari jatuhnya bom pada tahun 1945. Namun, Kobayashi tidak pantang menyerah dan mulai berpikir untuk kembali membangun sekolah tersebut.
“Kecintaannya pada anak lebih besar dari api yang melahap sekolah itu,” ujar Totto-chan.
Film ini menampilkan keseharian Totto-chan di sekolah dengan latar belakang Perang Dunia II. Meskipun di luar sana sedang terjadi konflik, fokus film tetap pada keceriaan dan petualangan Totto-chan di sekolah yang unik ini. Menuju akhir film, penonton disajikan dengan kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh Totto-chan akibat perang.
Berdurasi satu jam 14 menit, penonton akan disuguhkan animasi yang sangat memanjakan mata. Dengan pengisian suara yang memikat oleh Ono Liliana menambah daya tarik film ini. Liliana berhasil menghidupkan karakter Totto-chan dengan cara yang lucu dan menggemaskan.
Disutradarai oleh Shinnosuke Yakuwa, film ini resmi tayang pada Desember 2023 di Jepang dan 1 Mei 2024 secara global. Sutradara Shinnosuke Yakuwa dan penulis Yosuke Suzuki berhasil mengajak penonton untuk terbang bersama kenangan masa kecil Totto-chan.
Setiap detail grafis yang dikerjakan oleh Shin-Ei Animation mampu mengekspresikan emosi berbagai adegan dengan sangat baik. Penonton akan segera mengetahui adegan sedih, marah, gembira, memilukan melalui penggambaran animasinya. Kesan ‘heartwarming’ akan didapatkan penonton sepanjang film.
Film ini merupakan perjalanan emosional yang menawarkan banyak pelajaran hidup melalui kacamata seorang anak kecil yang penuh imajinasi. Bagi mereka yang belum membaca bukunya akan bertanya-tanya isu apa yang coba dibawa dalam film ini. Apakah isu sosial, sistem pendidikan, kesetaraan, dampak perang, ataukah hanya slice of life dari seorang anak kecil? Namun, menurut penulis semua tebakan isu tersebut diborong oleh film ini.
Zakia Safitri Sijaya
Judul: Totto-Chan: The Girl at the Window (Madogiwa no Totto-chan)
Rilis: 08 Desember 2023 (Jepang), 1 Mei 2024 (Global)
Durasi: 114 menit
Genre: Animasi, Film Anak-anak, Drama