Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia (RI), Jenderal TNI (Purn) Dr Sjafrie Sjamsoeddin MBA, memberikan materi dalam kegiatan kuliah umum yang digelar Universitas Hasanuddin (Unhas). Acara tersebut berlangsung di Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas, Selasa (09/10).
Lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1974 itu menanggapi prestasi Unhas yang sekarang sudah mencapai 951-1000 universitas top dunia. Menurutnya, ia belum puas dengan prestasi tersebut, sebelum salah satu alumni Unhas bisa menjadi Presiden RI.
Pria kelahiran Makassar Sulawesi Selatan ini, menceritakan 15 tahun yang lalu ia pernah masuk di Baruga Andi Pangeran Pettarani, rektornya pada masa itu Prof Dr dr Idrus Andi Paturusi SpB SpOT(K). Jadi, Unhas ini adalah Universitas Sejarah. Sejak pemberontakan Kahar Muzakar yang mengganggu keamanan di Sulawesi Selatan, kampus ini sudah ada.
Kepala Staf Umum (Kasum) (TNI) periode 2005-2007 ini menegaskan kampus merah selalu dijaga oleh TNI, demi melahirkan para intelektual bangsa yang berasal dari Sulsel. Ia mencontohkan salah satunya adalah Jusuf Kalla.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) periode 2004-2010 tersebut, mengatakan kedatangannya membawa pasukan loreng adalah untuk menjaga Unhas. Menurutnya tidak ada niat sedikitpun untuk mengokupasi Unhas.
“Saya minta maaf karena datang dengan baju loreng tetapi ini untuk menjaga Unhas,” katanya.
Menurutnya, kita harus menjaga unhas ini sebagai universitas yang menjadi simbol persatuan nasional dari Indonesia Timur. Baginya Unhas merupakan salah satu tempat yang mempunyai daya juang dan kapasitas sangat tinggi.
Kemudian, ia mengapresiasi Rektor Unhas karena kampus ini adalah kampus yang disiplin dan bebas dari gerakan anarko. Menurutnya, berdasarkan intelijen yang ia miliki menegaskan hal demikian. “Anarko itu berasal dari negara asing, yang tidak menginginkan persatuan nasional kita itu selalu kita jaga,” tuturnya,
Fitriani Andini
