Sejak berstatus berbadan hukum pada 2018, Universitas Hasanuddin (Unhas) sebagai perguruan tinggi memiliki hak otonom dalam mengatur regulasi mengenai akademik maupun non-akademiknya, termasuk pada pengelolaan keuangan.
Dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki, pada 30 Mei 2022, Unhas meresmikan badan usaha atau Holding Company yang 100 persen dimilikinya untuk mencari sumber dana lain di luar pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa.
Perusahaan tersebut kemudian dinamakan PT Hadin Metavisi Akademika (HMA) dengan visi “Keunggulan dalam Kemandirian Menuju Kesejahteraan Bersama” dan misi “Mengembangkan Sumber Daya Bisnis dan Kewirausahaan Unhas”. Perusahaan ini terbagi menjadi tiga bentuk usaha, diantaranya asset base, scientific base, dan service base dengan total 15 bidang usaha.
Unit usaha asset base berbasis pada aset seperti kolam renang, hotel, dan rumah sakit. Scientific base berfokus pada inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika Unhas. Serta service base, yaitu usaha yang menawarkan jasa tenaga pendidik Unhas.
Dalam struktur organisasi Unhas, PT HMA berada di bawah bidang Direktorat Pengelolaan Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset (PUPA). PT HMA dengan motto Unggul, Mandiri, dan Sejahtera ditugaskan untuk merencanakan, mengembangkan, dan memperluas bisnis strategis dalam pengembangan usaha.
“Untuk peningkatan pendapatan Unhas di luar UKT kita memelihara dan memanfaatkan aset,” ungkap Kepala Subdirektorat Pengelolaan dan Pengembangan Usaha, Dr Fauzi R Rahim SE MSi CPP AEPP, Kamis (11/05).
Berdasarkan terbitan majalah identitas edisi Desember 2022, Direktur Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset Unhas, Dr Ir Syahriadi K MSi mengatakan, pengeluaran pertahun Unhas sebesar 1,6 triliun. Sementara, PT HMA ini ditargetkan menutupi pengeluaran sebesar 10 persen total belanja Unhas selama periode rektor.
Adapun tahun ini, PT HMA diharapkan dapat mencapai 25 persen dari target tersebut. “Jadi estimate saya kalau dilihat dari percentage itu rata-rata 25 persen pertahun untuk dapat menopang pengeluaran Unhas,” tutur Fauzi.
PUPA dalam jangka panjang (2023-2028) ditarget mendapatkan 150 miliar. Pemanfaatan aset seperti ramsis, rusunawa, kantin, penyewaan gedung, maupun lahan Unhas ditargetkan mendapat keuntungan sebesar 20 miliar. Hingga Maret 2023, realisasinya telah mencapai 29,5 persen atau sekitar 5,9 miliar.
Sementara itu, PT HMA dan Inovasi Benua Maritim (Inomar) ditarget mendapatkan pendapatan sebesar 25 miliar, sehingga pemanfaatan aset dan perusahaan Unhas ini akan menyetor sebanyak 45 miliar pada 2023 ini. “Komposisinya, yaitu HMA 23 miliar dan Inomar itu sebesar dua miliar,” tambah Fauzi.
PT HMA juga berusaha meningkatkan ‘jam terbang’ dengan melakukan kerja sama di berbagai bidang. “Beberapa kerja sama di bidang bisnis properti, pertambangan, kemudian kita masuk juga wilayah trading,” tutur Direktur Utama PT HMA, Drs Ir Latunreng, MM IPU, Selasa (02/05).
Setahun perusahaan ini bergerak menjalankan hampir seluruh kegiatan aktivitas ekonomi di Unhas dengan berbagai bidang usaha. Lalu, mampukah Unhas mencapai target dan menutupi pengeluarannya?
Koordinator Liputan:
Muh Amar Masyhudul Haq
Anggota:
Yaslinda Utari Kasim
Zakia Safitri Sijaya
Miftah Triya Hasanah
Baca berita selanjutnya: Perbanyak Unit Usaha, Unhas Kian Mapan?