Terlahir sebagai seorang perempuan merupakan salah satu anugerah yang diberikan Sang Pencipta. Menjadi perempuan, wanita, gadis, ataupun sebutan lainnya, ternyata bukanlah hal yang mudah. Terutama di lingkungan yang pemikirannya masih di era 2000-an ke bawah, bahkan zaman sekarang tidak dapat dipungkiri masih terdapat pemikiran bahwa perempuan kodratnya berada di dapur, tidak perlu pendidikan yang tinggi, pekerjaan rumah merupakan tugas utama, memilih menjadi wanita karier adalah kesalahan fatal, dan masih banyak pemikiran kuno lainnya.
Pemikiran-pemikiran kuno yang membudaya menjadikan perempuan muda sulit menggapai keinginan, karena pressure sosial yang ada di sekitar, baik dari lingkungan rumah, teman, ataupun keluarga. Bukan lagi hal asing bagi sebagian perempuan, apabila keluarga menjadi penghambat dalam mencapai keinginan akibat masih terbelenggu di bawah kalimat “Perempuan dengan pendidikan yang tinggi, tidak akan ada pria yang mau atau akan sulit mencari pasangan”. Kalimat ini didasari rasa takut akan anak perempuannya mendapat cemoohan dan merusak nama baik keluarga.
Banyak perempuan berada di kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang mereka idam-idamkan. Berbagai macam tekanan, tuntutan, dan cemoohan yang seharusnya tidak perempuan terima, hanya untuk memenuhi ekspektasi yang sebenarnya berbanding terbalik atas apa yang diinginkan. Secara nyata, perempuan harus terlihat sempurna dari berbagai aspek agar tidak menerima hinaan.
Semakin berkembangnya zaman, perspektif terhadap perempuan berubah semakin baik. Tuntutan terhadap perempuan mulai berkurang, bahkan munculnya dogma feminisme. Banyak perjuangan yang dilakukan perempuan di luar sana untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan kesetaraan yang sama. Tidak lupa perjuangan dari Ibu R A Kartini yang mengharapkan dan memperjuangkan bahwa perempuan berhak menerima pendidikan dan memiliki pekerjaan yang bagus. Kini semakin banyak perempuan yang mempedulikan pendidikan tinggi hingga belajar ke luar negeri, bahkan menjadi pimpinan di tempat kerjanya.
Kini muncul pandangan apakah menjadi independent woman adalah pilihan yang tepat ?
Pertama, perlu kita ketahui apa itu independent woman
Independent woman adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Menurut Oxford Languages, kata independent berarti tidak dikendalikan dari luar atau tidak bergantung pada otoritas orang lain. Sedangkan kata woman berarti wanita atau perempuan dewasa. Jadi kalau dirangkai, independent woman adalah wanita mandiri.
Mengutip salah satu buku yang saya baca “The Alpha Girl’s Guide” karya Henry Manampiring. Independent woman adalah seorang perempuan yang berdiri untuk dirinya sendiri, dengan kata lain mampu memimpin dirinya sendiri, mengimprovisasi diri menjadi lebih baik untuk kebaikan bukan karena suruhan orang lain, mencintai diri sendiri atau lebih dikenal dengan love yourself.
Independent woman merupakan perempuan yang hebat, cerdas, berani stand for herself, mempunyai ketertarikan sendiri, dan tidak takut atas pandangan orang lain. Namun, bukan berarti mereka tidak menerima kritikan ataupun saran, mungkin lebih tidak memedulikan omong kosong yang tidak bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu.
Independent woman sangat mementingkan pendidikan, mengapa? Karena dengan pendidikan mereka mendapat pekerjaan yang layak, mampu menghidupi diri sendiri, mempunyai ‘suara’ dalam keluarga, artinya mereka memiliki pengaruh dalam keluarga atau opini yang mengarah ke hal baik, dan masih banyak lagi tergantung permasalahan yang dihadapi.
Independent woman akan dihormati dimanapun ia berada karena orang-orang akan sadar bahwa ia bukan seseorang yang dapat dijatuhkan dengan mudah. Seorang independent woman juga pandai dalam bersikap di segala kondisi, hal ini wajib dimiliki agar orang lain tidak semena-mena terhadap dirinya, tidak hanya independent woman tapi setiap wanita.
Memilih untuk menjadi independent woman adalah pilihan yang tepat dalam ketidakpastian hidup, mengapa demikian? Kita tidak tahu apa yang terjadi dalam hidup kita, terutama wanita dengan kebutuhan hidup yang jauh lebih banyak, baik itu skincare, outfit, dan banyak lagi tergantung lifestyle setiap wanita.
Menjadi independent woman akan menentukan kualitas pasangan kita juga, artinya kita akan menemukan pasangan yang saling menghormati, mengerti kebutuhan hidup dan memiliki visi-misi yang sama. Ketika berada di jenjang pernikahan, kita bisa membantu pasangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kini kita mengerti kan? Menjadi independent woman adalah pilihan yang tepat atau tidak? Walaupun ini tergantung bagaimana persepsi kalian terhadap kata independent woman. Namun, perlu digaris bawahi bahwa wanita tidak selamanya akan menerima princess treatment dari orang lain, tetapi kita bisa ngetreat diri sendiri jauh lebih baik dan lebih tahu apa yang kita butuhkan daripada orang lain.
Penulis: Aulia Nurfaedah Yulis
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Angkatan 2022