Melalui email ketua tim, pihak National Research Council of Thailand (NRCT) menyatakan kami lolos mengikuti kegiatan Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Expo (IPITEx 2020), yang dilaksanakan di Bangkok International Trade and Exhibition Centre (BITEC) pada 2-6 Februari 2020.
Kami lalu mempersiapkan segala kebutuhan sebelum keberangkatan. Mulai dari pengurusan paspor, produk yang akan kami presentasikan, hingga mengurus proposal pendanaan.
Pertengahan bulan Januari, pemberitaan mengenai wabah Virus Corona yang telah berstatus kondisi darurat global membuat kami cemas dan was-was. Keputusan untuk membeli tiket pun kami pertimbangkan dengan matang sebelum menetapkan tetap berangkat atau membuyarkan mimpi. Apalagi Thailand menjadi salah satu negara tertinggi yang terdampak wabah Virus Corona.
Pada akhirnya, kami bulatkan keputusan untuk tetap berangkat dengan penerbangan lebih awal dari tanggal pelaksanaan, yakni berangkat pada Jumat, 31 Januari 2020. Upaya pencegahan kami persiapkan, masker dan penguat antibody.Tak lupa hand sanitizer dari alkohol yang rencananya akan kami pakai setiap selesai berkegiatan.
Tiba di Bandara Internasional Dong Mueang, Bangkok, Thailand, Kami menyelesaikan urusan administrasi imigrasi terlebih dahulu. Berhubung tim yang lain belum datang, kami beristirahat sejenak. Setelah menunggu sekitar empat jam lamanya, kami pun bersama-sama berangkat menuju apartemen yang terletak di Sukhumvit, Bangkok.
Pukul satu dini hari kami tiba di 101 Apartemen. Pemiliknya seorang etnis China yang berbisnis di Thailand. Kami disambut dengan baik. Pemilik apartemen tidak fasih berbahasa inggris, beruntungnya ia memiliki anak yang lancar bahasa Inggris.
Kami sempat memiliki masalah dengan pemilik apartemen terkait jumlah kamar dan biaya penginapan. Betapa tidak, kami diberikan dua kamar yang sebenarnya satu ruangan bisa ditempati sepuluh orang. Lobi alot, berbuah hasil. Pemiliknya juga setuju dengan harga penginapan sebesar 12.000 bath atau sekitar 6 juta rupiah selama seminggu.
Esok harinya, kami berjalan kaki ke gedung BITEC untuk mempersiapkan pameran dan presentasi inovasi produk untuk dua hari ke depan. Pada kesempatan yang lain, aku berkeliling mengunjungi booth dari peserta lain. Satu yang kupelajari, usia tak membatasi kreativitas dalam berkarya. Ide yang sempat terpikir olehku dibuat menjadi sebuah produk oleh pelajar berusia delapan tahun.
Setelah dua hari itu, kami berkesempatan mengunjungi berbagai destinasi wisata di Bangkok. Kami menjelajahi Wat Arun, Pratunam Market, Shukumvit, dan Chatuchak Weekend Market.
Setelah sepekan berada di Bangkok, tepatnya sehari setelah pengumuman dari pihak NRCT yang menyatakan kami berhak membawa pulang Silver Medal. Tibalah dipenghujung pengalaman pertama berada di luar negeri.
Sebelum berangkat ke bandara Internasional Dong Mueang. Kami berpamitan dengan pemilik apartemen yang telah memberikan kami sedikit keringanan biaya penginapan dan pelajaran berharga dari cara melobi biaya penginapan.
Selepas salat Jumat, kami berangkat kembali ke tanah air. Tapi, ada yang unik sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta. Kekhawatiran akan Virus Corona belum usai. Kami diperiksa dengan ketat oleh tim kesehatan melalui Posko Siaga Monitoring Waspada Wabah Virus Corona yang dikhususkan menangani penumpang dari negara yang terjangkit wabah Virus Corona. Monitoring ini dilakukan usai World Health Organization (WHO) menyatakan kondisi darurat global.
Upaya pemeriksaan dilakukan PT. Angkasa Pura dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan melalui pemantauan dengan thermal scanner ,surveillance syndrome, melengkapi personil bandara dengan Thermo Gun, dan menyediakan lebih banyak hand sanitizer di terminal penumpang pesawat.
Selain itu, saat pemeriksaan langsung oleh petugas. Kami diwajibkan mengisi selebaran yang berisi identitas diri dan keluhan selama berada di Thailand hingga tiba kembali di tanah air. Setelah mengisi, selebaran itu kemudian dibagi dua. Satu untuk petugas dan satu lagi untuk penumpang kalau sewaktu-waktu merasakan kesakitan sesuai yang tertera dalam Health Alert Card.
Waktu menunjukkan pukul satu dini hari. Kami terbangun dari tidur setelah lampu pesawat kembali dinyalakan dan suara awak kabin kembali terdengar, pesawat yang kami tumpangi akan landing.
Perjalanan ke luar negeri telah usai. Banyak cerita dan pelajaran yang terukir. Rasa syukur tak hentinya kepada Allah Subhanawataala. Rasa terima kasih kepada orang tua, keluarga, dan teman-teman yang telah mendukung hingga cerita dalam tulisan ini bisa terangkai.
Penulis : Andi Ashabul Kahfi
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Angkatan 2016.