Mahasiswa Departemen Kimia angkatan 2016, Dionisius Sandhi Tri Putra mengulas materi Analisis Wacana Kritis pada Training of Trainer (ToT), Rabu (6/1). Diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas, kegiatan ini berlangsung melalui Zoom.
Ketua panitia, Mahdis berharap, kegiatan tersebut dapat diaplikasikan. “Semoga kader-kader HMK FMIPA Unhas mampu mengaplikasikan hal-hal yang didapatkan, baik dalam kehidupan berlembaga dan ketika terjun langsung di masyarakat,” harap Mahdis.
Mengawali pembahasan, Dion memperkenalkan singkat analisis wacana kritis. “Jadi, analisis wacana kritis adalah bagaimana kita mengkritisi wacana atau isu-isu yang beredar dengan bersikap skeptis,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan mengapa wacana termasuk karya sastra. “ Wacana dapat berupa opini dari lisan (pidato) ataupun tulisan (surat keputusan). Suatu teks dapat dikatakan wacana apabila memiliki koherensi dan kohesi,” ungkap Dion.
Dion bahkan menunjukkan perbedaan antara analisis wacana kritis dan analisis wacana. Perbedaan keduanya terletak pada sifat yang dibawa. Analisis Wacana Kritis bersifat subjektif, sementara Analisis Wacana sangat objektif.
“Bermodalkan kata ‘kritis’, Analisis Wacana Kritis bersifat subjektif, yakni bagaimana memposisikan diri melihat wacana yang membuat kita kritis terhadapnya. Sedangkan objektif berarti melihat wacana tersebut apa adanya tanpa tahu siapa diri kita,” jelas Dion.
Menutup pembicaraannya, Dion menerangkan perihal pribadi yang kritis. “Pribadi yang kritis adalah mereka yang berpandangan sendiri terhadap suatu masalah. Ia bukan menolak ataupun menerima, tetapi memiliki pola-pola pembentuk persepsi tanpa dipengaruhi apapun,” tutupnya.
M222
BACA JUGA: HMK FMIPA Gelar Talkshow Health and Personal Care Products