Aneh tapi nyata, kejadian ini acap kali terjadi dengan cara yang ajaib….
Ternyata dunia tak sebesar yang dibayangkan. Kita bersua dengan seseorang secara tak sengaja dan terasa seperti takdir yang menghubungkan kita dengan tak rasional. Seperti alur cerita yang telah ditentukan sejak lama, kebetulan-kebetulan kecil memberikan peluang untuk belajar, bertumbuh, dan mengubah perspektif kita tentang dunia.
Pertemuan ini seringkali terjadi di tempat-tempat tak terduga, seperti di tengah kerumunan padat, perjalanan, atau tempat yang jauh dari jangkauan kita sehari-hari. Namun, takdir membawa kita bersama dengan menghubungkan tiap benang merah kehidupan .
Energi tak terduga terpancar dalam perjumpaan itu dan menciptakan keajaiban yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ada rasa kedekatan yang tumbuh dengan cepat, seakan-akan kita telah bersinggungan pada kehidupan sebelumnya. Semua itu menunjukkan bahwa pertemuan tersebut bukanlah kebetulan semata, melainkan alur takdir yang kita ikuti tanpa sadar.
Bak pertemuanku dengan dia, perempuan asal Pare-pare yang telah menjadi teman karibku dalam segala hal. Cerita pertemuan kami berawal saat menempati jurusan dan kelas yang sama. Kala itu, kami hanya sebatas mengenal nama dan muka di balik layar tanpa tahu latar belakang masing-masing.
Kami akhirnya bertemu di kampus setelah kurang lebih setahun pandemi Covid 19 mulai mereda. Hampir setiap hari kami berpapasan dalam ruang belajar namun perjumpaan itu tak berkesan sama sekali, bahkan hilang dan pergi tanpa permisi.
“Apapun yang menjadi takdirmu akan mencari jalannya menemukanmu.” Abu Thalib
Aku dan dia akhirnya terjebak dalam sebuah labirin yang menjadi saksi bisu awal kedekatan kami. Saat itu, aku bertanya padanya perihal asal sekolahnya dan dia pun lantas menjawab. Tak disangka, sekolahnya merupakan salah satu lokasi studi bandingku saat SMA. Selain itu, beberapa teman angkatannya adalah kenalanku yang kujumpai pada forum luar kampus.
Tak sampai di situ, kami pun tak menduga akan bertemu di lembaga pers yang sama. Kuketahui, saat dirinya mengirimkan daftar nama peserta wawancara lewat pesan WhatsApp. Seketika emoticon tertawa mewakili isi percakapan online kami saat itu.
Aku dan dia pun mulai membuka obrolan untuk berbagi cerita, mimpi, dan rasa sakit. Dalam situasi itu, kami saling membantu dalam keadaan sulit, memberikan dukungan untuk melangkah maju, serta memacu keberanian dan semangat untuk mewujudkan impian terpendam.
Di bawah langit yang sama, takdir tak henti mengarahkan langkah kami menuju pertemuan dan momen yang lebih banyak. Tepatnya saat Kuliah Kerja Nyata (KKN), aku yang sibuk mencari jaringan seketika mendapat notifikasi darinya. Ternyata oh ternyata, teman satu poskoku adalah temannya juga.
Mungkin hanya secuil kejadian tak terduga itu kusampaikan. Namun tak bisa dipungkiri, garis takdir itu akan terus membersamai kami hingga menyadarkan bahwa ada alasan tertentu lebih besar dari sekadar kebetulan. Ada pelajaran, pengalaman, dan pertumbuhan yang harus kami capai melalui ikatan ini.
Kini hubungan kami menjadi lebih dekat lewat potongan-potongan peristiwa tak terduga tadi. Lucunya, kami banyak mengeluhkan keadaan serupa saking seringnya bertemu di tempat sama. Namun menariknya, kami bisa belajar bersama dan saling menguatkan.
Aku pun percaya bahwa pertemuan tak terduga dengan seseorang adalah anugerah dalam hidup, sebab mengajarkan kita untuk membuka hati dan berani mengikuti jejak takdir yang telah digariskan. Mereka yang kita temui mengingatkan kita bahwa dunia ini penuh dengan misteri, keajaiban, dan koneksi yang mendalam.
Takdir itu menyadarkan kita bahwa tak semua hal bisa kita kendalikan. Ada rencana besar yang sedang berjalan dan pertemuan itu adalah bagian penting dari cerita hidup kita. Kita belajar untuk menghargai setiap momen dan individu yang ditemui di sepanjang perjalanan kita.
Namun, perlu juga diingat bahwa pertemuan itu mungkin hanya bersifat sementara. Mereka mungkin hanya menjadi bagian dari cerita hidup kita untuk sementara waktu, memberikan pelajaran dan pengalaman yang berharga sebelum perlahan-lahan menjauh. Meskipun perpisahan mungkin terasa pahit, kita harus tetap melanjutkan perjalanan, dan mempersiapkan langkah menuju pertemuan berikutnya.
Miftahul Janna,
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas 2020,
Sekaligus Reporter PK identitas Unhas