Sarana dan prasarana dapat memengaruhi hasil peternakan secara langsung. Kelengkapan tersebut berupa air bersih, padang penggembalaan, dan lokasi kering untuk kandang hewan ternak. Meskipun Indonesia terbilang luas, jumlah ketersediaan padang penggembalaan dan lokasi kering cukup terbatas.
Bahkan peternak mengambil jalan pintas dengan berternak di kota, dengan harapan hewan ternaknya dapat laku. Maka itu, simak wawancara reporter identitas Unhas Friskila Ningrum Yusuf dengan Wakil Dekan II Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Sitti Nurani Sirajuddin SPt Msi mengenai peternakan di perkotaan.
Bagaimana pandangan Anda mengenai peternakan di daerah perkotaan?
Sebenarnya peternakan di perkotaan itu bisa dikembangkan, asalkan tertata rapih. Jadi, banyak hewan bisa diternakkan salah satunya sapi. Sapi harusnya di lahan yang di kandangkan, untuk menghindari hewan ternak itu berkeliaran di jalanan. Contoh kasus seperti di Antang, banyak sapi yang berkeliaran sampai di daerah Urip. Sudah ada peraturan daerah (Perda) yang dikeluarkan Wali Kota Makassar terkait tidak bolehnya ada hewan ternak yang berkeliaran di jalanan. Bagi para pelanggar akan dikenakan sanksi.
Terkhusus sapi di Antang, mereka bukan peternak melainkan pedagang yang membeli sapi kemudian disimpan dan dijual kembali. Zaman sekarang bentuk peternakan sapi yang banyak dilakukan adalah pedagang yang menyimpan sapi untuk dijual kembali pada saat ada kegiatan-kegiatan besar seperti kurban. Mereka menyimpan sapinya di Antang, sebab di situ ada Rumah Potong Hewan (RPH).
Sebenarnya bukan mengatakan tidak bagus, hanya dekat RPH jadi menurut saya itu bukan peternak. Bila dekat RPH masyarakat akan lebih memilih untuk pesan langsung sapi di daerah tersebut karena tinggal pesan kemudian dipotong. Pesan di daerah akan ada biaya transportasi lebih mahal lagi.
Apakah membuka peternakan di daerah perkotaan bisa dilakukan?
Bisa, kenapa tidak? Tapi bukan di pusat kota. Terlebih dahulu perlu mengetahui perencanaan tata kota. Pusat kota sebagai pusat bisnis tidak dapat dijadikan sebagai daerah peternakan. Tetapi di ujung-ujung perkotaan bisa dilakukan dengan sistem yang modern, contohnya RPH Antang.
Kalau saya, peternakan di pusat kota atau daerah padat penduduk itu tidak cocok untuk dijadikan tempat beternak sebab tidak adanya lahan yang tersedia. Hanya lahan yang berada di ujung-ujung perkotaan bisa dikembangkan karena masih ada bebrapa lahan bisa digunakan. Misalnya untuk pakan dan untuk kandang. Hewan ternak harus dikandangkan, kalau tidak akan berkeliaran ke jalan-jalan dan menyebabkan macet,
Di daerah mana saja tempat yang dapat dijadikan sebagai lahan peternakan?
Daerah-daerah peternakan misalnya ayam di Maros dan Gowa. Makassar adalah tempatnya konsumen. Jadi daerah ternak tersebut dikembangkan dekat dengan konsumen. Hal ni dikarenakan hewan ternak itu tidak boleh lama jadi diletakkan di dekat-dekat Makassar untuk memenuhi kebutuhan konsumen di kota.
Bagaimana peran kampus terhadap permasalahan peternakan di kota?
Peran kampus, kami selalu mengingatkan mahasiswa, dan penelitian tentang bagaimana peternakan di kota. Di samping itu, tim Fakultas Peternakan juga sebagai tim ahli di RPH, sedang membuat dan merencanakan RPH di Antang yang modern.
Apa harapan Anda terkait permasalahan tersebut?
Peternakan prospeknya sangat baik. Beternak sebaiknya jangan di kota, tapi pengelolaannya bisa dilakukan di kota. Peternakan akan selalu dibutuhkan, pasti masyarakat akan selalu membutuhkan produk peternakan. Jadi, saya bangga dengan peternakan karena produk (susu, daging, telur) ini sangat dibutuhkan dan bisa meningkatkan imun, meningkatkan kesehatan.
Apalagi sekarang perkembangan teknologi yang maju, ada banyak hal yang bisa dikembangkan dari produk peternakan. Saya kira peternakan bisa semakin berkembang, semakin jaya. Fakultas Peternakan insya allah juga akan lebih bagus lagi mengembangkan produk peternakan, sebab ada beberapa laboratorium. Ada 18 laboratorium di Fakultas Peternakan. Ada beberapa kandang, kemudian ada usahanya juga. Nah, ini yang akan membuat kami lebih bagus lagi dalam produk-produknya.
Biodata :
Nama : Prof Dr Ir Sitti Nurani Sirajuddin SPt MSi
Tempat Tanggal Lahir : Barru, 21 April 1971
Pendidikan :
S1 Sosial Ekonomi Unhas
S2 Ekonomi Sumber Daya Unhas
S3 Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan IPB