Syurawasti Muhiddin, akrab disapa Syura, adalah sosok yang menggabungkan passion akademik dan dedikasi sosial dalam karirnya. Sebagai Dosen Prodi Psikologi di Universitas Hasanuddin (Unhas) sekaligus konselor psikologi, Syura telah menorehkan jejak yang berarti dalam dunia pendidikan tinggi dan pelayanan masyarakat.
Latar belakang Syura dalam pendidikan dan sosial ini tak lepas dari perjalanannya sejak masa kuliah di Unhas, di mana ia pertama kali menemukan ketertarikannya yang mendalam pada kesehatan mental dan perilaku manusia.
Syura memulai perjalanannya di dunia psikologi saat memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Unhas melalui jalur Prestasi Seni Olahraga dan Keilmuan (POSK). Ia menjadi bagian dari angkatan pertama Psikologi di Unhas pada tahun 2012, setelah melalui banyak pertimbangan dan dorongan positif dari keluarganya.
“Psikologi kan belajar tentang perilaku dan kesehatan jiwa. Tertariknya di situ karena saya ingin fokus pada kesehatan dan kesejahteraan,” ungkapnya, Rabu (18/09).
Keputusannya untuk mengambil jalur tersebut bukan tanpa pertimbangan. Sejak awal, Syura sudah memiliki ketertarikan mendalam pada perilaku manusia dan kesehatan mental, sehingga bidang psikologi menjadi pilihan yang tepat. Meskipun minatnya kuat, jalan yang ditempuh Syura tidaklah mudah.
Namun, Syura menemukan dukungan dari salah satu dosen yang berpengaruh dalam hidupnya, Dr Arlina Gunarya, M Sc. Ia adalah pendiri Program Studi Psikologi di Unhas. Sosok Ibu Arlina tidak hanya membimbing Syura dalam pengerjaan skripsinya, tetapi juga turut membangun keyakinan Syura untuk berkontribusi sebagai seorang konselor.
Pengalaman Syura sebagai konselor semakin mendalam ketika pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020. Pandemi ini membawa perubahan besar dalam dinamika sosial, di mana banyak orang tiba-tiba membutuhkan dukungan mental, baik karena kehilangan motivasi, kesulitan menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring, maupun stres akibat bekerja dari rumah.
Syura segera terjun ke situasi ini dan menangani kasus pertamanya yang sangat membekas. Banyak klien merasa tidak termotivasi, dan hal tersebut menggerakkan Syura untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit.
Dari pengalaman ini, Syura semakin memahami pentingnya menerapkan teori-teori psikologi yang ia pelajari selama kuliah. Setiap interaksi dengan klien menjadi kesempatan baginya untuk memperdalam kemampuan mendengarkan aktif, memahami permasalahan klien, dan memberikan respons yang tepat. Proses tersebut tidak hanya meningkatkan keterampilan profesionalnya, tetapi juga mengajarkannya arti rasa syukur dan pentingnya pengelolaan diri sebagai seorang konselor.
Sebagai seorang spesialis kesehatan mental, Syura menerapkan metode khusus untuk menjaga kesehatan mentalnya. Ia membatasi jumlah klien yang ditangani setiap hari untuk menghindari kelebihan beban mental. Ketika merasa lelah, Syura memastikan untuk melakukan self-care dengan mendengarkan musik, menonton film, atau membaca buku ringan. Baginya, menjaga keseimbangan mental sangat penting, agar ia dapat memberikan bantuan kepada orang lain dengan sepenuh hati.
Di luar aktivitasnya sebagai konselor dan dosen, Syura juga menulis sebagai bentuk refleksi diri dan ekspresi kreatif. Sejak kecil, ia gemar menulis esai-esai reflektif tentang perjalanan hidup dan pengalamannya. Menurutnya, menulis membantu memperluas perspektif dalam menghadapi kasus-kasus konseling. melalui tulisan, ia bisa menggali wawasan baru dan menciptakan pandangan yang lebih mendalam.
Salah satu karyanya adalah novel berjudul Senyum di Langit Oranye, yang ia tulis saat menempuh studi S2. Dalam novel ini, Syura mengupas sisi baik dan buruk manusia, dengan pesan utama bahwa pada dasarnya manusia memiliki fitrah yang baik. Namun, lingkungan dan perjalanan hidup seringkali mempengaruhi seseorang hingga membuatnya tersesat. Meski begitu, Syura menekankan bahwa manusia selalu memiliki kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar.
Novel ini juga menyoroti dinamika dalam keluarga, memperlihatkan bagaimana masalah sering kali tersembunyi di balik kesempurnaan yang tampak di luar. Dengan refleksi mendalam, Syura menggambarkan betapa hidup ini dinamis—pengalaman masa lalu tidak selalu mencerminkan masa depan, karena setiap orang terus belajar dan berkembang dari pengalaman hidupnya.
“Pesan utama yang ingin saya sampaikan adalah refleksi tentang dinamika psikologis manusia,” jelasnya.
Kini Syura aktif sebagai salah satu pendiri dan penggerak utama di Halo Jiwa Indonesia, sebuah organisasi yang berfokus pada kesehatan mental. Halo Jiwa adalah platform yang menyediakan layanan konseling dan edukasi kesehatan mental bagi masyarakat Indonesia. Organisasi ini bermula dari sebuah pertemuan antara Syura dan rekannya, Azmul Fuady Idham, pada tahun 2017.
Pada tahun itu, Azmul mengusulkan ide untuk mendirikan komunitas kesehatan mental. Syura, yang juga memiliki keinginan serupa, tanpa ragu bergabung untuk membangun Halo Jiwa Indonesia. Motivasi mereka muncul setelah menyadari bahwa banyak kasus kesehatan mental di Indonesia belum mendapat perhatian yang memadai. Berawal dari komunitas kecil di Makassar yang melibatkan mahasiswa Unhas dan Universitas Negeri Makassar (UNM).
Seiring berjalannya waktu, Halo Jiwa terus berkembang. Pada tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19, organisasi ini mulai menawarkan layanan konseling secara lebih luas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Perkembangan ini berlanjut hingga pada tahun 2023, Halo Jiwa resmi bertransformasi menjadi sebuah yayasan dan social enterprise. Syura merasa bangga karena Halo Jiwa tidak hanya bertahan, tetapi juga terus tumbuh dengan visi menggabungkan misi sosial dan kewirausahaan untuk mendukung keberlanjutan layanan kesehatan mental.
Selain mendirikan Halo Jiwa, Syura juga memutuskan untuk kembali mengajar di Unhas. Keputusan itu muncul dari rasa tanggung jawab untuk berkontribusi kembali kepada almamaternya, tempat ia tumbuh dan berkembang. Sebagai salah satu lulusan angkatan awal, ia merasa memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan program studi psikologi yang relatif baru di Unhas.
“Mentor saya dulu berharap kami bisa kembali, termasuk beberapa alumni lainnya. Meski ada peluang lain, saya selalu merasa tumbuh besar disini,” tuturnya
Dengan perjalanan panjang yang telah dilaluinya, Syura terus melangkah maju dengan visi besar untuk masa depan. Ia tak hanya ingin membantu individu melalui konseling, tetapi juga menciptakan dampak lebih besar melalui berbagai inisiatif sosial yang diusungnya. Syura berharap dapat terus menyeimbangkan perannya sambil menjaga kesehatan fisik dan mental untuk menghadapi tantangan yang akan datang.
Adrian