Plastik kini ada di mana-mana, dari laut hingga makanan yang kita konsumsi. Mikroplastik sekarang bahkan ditemukan dalam tubuh ibu hamil. Mikroplastik merupakan plastik berukuran sangat kecil, kurang dari lima milimeter. Hal ini menimbulkan ancaman baru bagi kesehatan manusia dan perkembangan janin.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Insights, Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Dr Hasnawati Amqam SKM MSc dan tim menemukan keberadaan mikroplastik pada feses ibu hamil di Makassar. Temuan ini mengejutkan karena adanya risiko kesehatan untuk ibu hamil yang perlu diwaspadai.
“Sangat mengejutkan. Kita lihat mikroplastik ini sudah ada di dalam tubuh ibu hamil,” ujar Hasnawati, Kamis (12/09).
Hasnawati dan tim meneliti 30 ibu hamil dengan kondisi sehat dari 2 puskesmas di kecamatan Pattingalloang dan Jumpandang Baru. Dari uji laboratorium, ditemukan bahwa semua sampel feses ibu hamil yang diteliti mengandung mikroplastik. Ukurannya beragam, mulai dari yang sangat kecil hingga yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Hasnawati menggunakan teknologi canggih untuk mengidentifikasi jenis plastik dalam sampel tinja para ibu hamil. Dengan menggunakan pancaran inframerah atau Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), ditemukanlah jenis plastik yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil. Yang paling umum ditemukan adalah jenis polyamide atau nilon, polyethylene terephthalate (PET) yang merupakan bahan pembuatan botol plastik, dan high-density polyethylene (HDPE).
Adapun bentuk mikroplastik yang paling sering dijumpai adalah film seperti gel, fragment yang berbentuk tidak beraturan, dan fiber yang berbentuk serat.
Beragam jenis mikroplastik ini diduga berasal dari berbagai sumber. Namun secara spesifik dalam temuan Hasnawati, kebanyakan mikroplastik berasal dari makanan laut (seafood) seperti ikan dan kerang yang tercemar mikroplastik di laut, serta garam dapur.
Studi sebelumnya menemukan bahwa 28 persen dari ikan yang dijual di pasar ikan Paotere Makassar mengandung mikroplastik di saluran pencernaannya. Beberapa ikan yang diduga terpapar mikroplastik di Makassar seperti ikan tamban, tenggiri, dan tongkol. Kerang yang dengan mudah ditemukan di wilayah pesisir Makassar juga telah terkontaminasi oleh paparan mikroplastik dan dikonsumsi oleh ibu hamil.
Selain dari makanan, secara tidak langsung, mikroplastik juga berasal dari produk botol plastik, terutama pada air minum dalam kemasan. Partikel plastik dapat terlepas dari botol dan tutup plastik yang kemudian dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh. Penggunaan wadah plastik panas juga berisiko melepaskan mikroplastik ke dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibu hamil.
Sangat berbahaya bagi kesehatan ibu hamil
Penemuan ini memiliki implikasi penting bagi kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, sebab mikroplastik sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kehadirannya dalam tubuh ibu hamil menimbulkan kekhawatiran.
Mikroplastik bisa membawa zat berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan hormon. Bahkan, partikel ini bisa menembus plasenta dan mengganggu nutrisi yang dikirim ke janin. Hal ini berpotensi mengganggu perkembangan janin dan mungkin berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang.
“Mikroplastik itu bisa menghambat proses transfer untuk nutrisi ke anak,” jelas Hasnawati.
Hasnawati menyarankan agar ibu hamil lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Meskipun kita tidak bisa sepenuhnya dapat menghindari paparan mikroplastik, kesadaran dan tindakan preventif dapat membantu mengurangi risikonya. Temuan ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih ketat terkait penggunaan plastik.
Hasnawati juga menyoroti beberapa inisiatif yang sudah mulai diterapkan, seperti larangan penggunaan kantong plastik di supermarket dan program “zero botol plastik” di beberapa institusi.
Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung kebijakan pengurangan plastik dan mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Bagi ibu hamil, meskipun temuan ini mungkin menimbulkan kekhawatiran, ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan demi masa depan generasi mendatang.
Ke depannya, Hasnawati dan tim berencana untuk memperluas penelitian mereka. Penelitian lanjutan akan fokus pada keberadaan mikroplastik di darah, plasenta, dan darah tali pusat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana mikroplastik berpindah dari ibu ke janin dan dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang.
Azzahra Dzahabiyyah Asyila Rahma