Mirasantika terbukti telah menelan korban yang sukar dihitung jumlah pastinya. Ada banyak penyebab beberapa di antara kita nekat mendekati mirasantika. Saya pun berpikir, apakah memang dia sadar jahannam menanti?
Sekarang tak-tak-tak-tak
‘Ku tak mau tak mau tak-tak-tak-tak-tak
‘Ku tak mau tak mau tak (‘ku tak mau tak)
Sekarang tak-tak-tak-tak
‘Ku tak sudi tak sudi tak-tak-tak-tak-tak
‘Ku tak sudi tak sudi tak (‘ku tak sudi tak)
Kembali saya teringat lagu yang dibawakan oleh Rhoma Irama bersama Soneta Group, Mirasantika. Dengan bermodalkan keisengan berselancar di internet atau istilah kerennya, browsing. Saya yakin lagu ini ada karena Sang Raja Dangdut merasa pilu dengan berbagai pemberitaan orang-orang yang nyawanya melayang sia-sia akibat mirasantika. Salah satunya saja sudah mematikan, apalagi dua-duanya.
Lagu-lagunya yang masyhur akan nasehat-nasehatnya menjadi salah satu kunci bagaimana karyanya dapat bertahan hingga hari ini, semoga saja selalu bertahan di masa yang akan datang.
Cermin kedua saya kali ini mengangkat karya dari Rhoma Irama. Sebelumnya saya pernah mengangkat tulisan tentang lagu berjudul Judi dari penyanyi yang sama dalam tulisan saya berjudul Judi itu Candu. Sintingnya Bukan Main.
Jujur, saya sudah kehilangan ide untuk menulis cermin. Namun, saat saya mendapat berita tentang truk ugal-ugalan yang mengakibatkan banyak korban di Tangerang pada Oktober lalu, saya terpantik untuk ikut menyuarakan keprihatinan dan keresahan dari musibah tersebut melalui tulisan ini.
Saya melihat video amatir kecelakaan yang menampilkan truk tronton yang di luar kendali ibarat banteng mengamuk di berbagai media, saya pun geleng-geleng kepala. Selang beberapa jam kemudian, saya mendapatkan lagi rekaman truk yang sama menyeruduk beberapa kendaraan roda empat jauh sebelum truk itu berhenti di sebuah bundaran. Saya pun melongo.
Bukan apanya, beberapa berita menyebutkan dugaan bahwa pengemudi truk diduga mabuk. Semoga saja dugaan itu salah. Kalau iya? Lagi, geleng-geleng kepala, lihat kan? saking besarnya bencana yang timbul akibat minuman keras (miras).
Saya pun awalnya mengira mirasantika adalah nama seorang perempuan yang rupawan. Ternyata, itu nama yang buruk. Ia adalah singkatan dari miras, dan… antika-nya apa?
Antika-nya adalah dan narkotika..
Mirasantika nampaknya kecil, tapi efek yang timbul darinya luar biasa besarnya. Tidak salah juga penyebab dari ragam kejahatan dialamatkan kepada mirasantika. Selain itu, ia juga mampu mengobrak-abrik hidupmu habis-habisan.
Namanya beragam di berbagai daerah. Tidak usah jauh-jauh, di Sulawesi Selatan akrab kita dengar istilah ballo’. Ada juga di daerah lain menyebutnya sebagai tuak, arak, malah ada menyebutnya dengan nama merek, misalnya: Cap Tikus. Masih banyak lagi ragam namanya dan saya pikir tidak mungkin untuk menjabarkannya dengan rinci.
Masih berlanjut pada miras, jika kita melihat realita yang terjadi pada saat ini ada banyak ragam jenis minuman yang waktu bebasnya bisa saya tafsirkan terjadi di malam hari. Di siang hari, minuman itu saya rasa beredar dengan tersembunyi.
Itu hanya tafsiran saya, bisa saja realitanya membantah apa yang saya tuliskan sebelumnya.
Kadar alkoholnya menentukan seberapa berat efek mabuk yang akan terjadi. Ada saja yang menganggap biasa saja untuk meminumnya walaupun konsekuensinya adalah hilangnya kesadaran diri dan melemahkan kekuatan fisik. Pokoknya membuat diri kamu berubah drastis, tapi miris.
Narkotika pun tidak kalah juga destruktifnya. Mengobrak-abrik secara fisik hingga moral pun turut menjadi tumbal. Saking kerasnya mengobrak-abrik diri seseorang, narkotika hadir dengan ragam bentuk dan seringkali menyusup di tengah-tengah hiruk pikuk masyarakat.
Mirasantika pun bisa mengundang tabiat aneh bin ajaib muncul tanpa diduga. Apa saja itu? Antara tabiat aneh bin ajaib yang sering terdengar ialah kekerasan, pemerkosaan, perampokan, pencurian, pertumpahan darah alias pembunuhan dan banyak lagi yang pastinya ada di luar nalar.
Saya berpikir dari kecelakaan yang memakan korban tak sedikit di Tangerang itu. Kalau saja dugaan yang tersebar di media itu benar, sah-sah saja ada larangan mengonsumsi alkohol entah saat atau sebelum berkendara. Jauh sebelum peristiwa truk tronton di luar kendali bak banteng itu, banyak sekali kecelakaan yang terjadi akibat pengemudi di bawah pengaruh alkohol. Ngeyel kali?
Kalau saja ada anak sekolahan nekat mendekati mirasantika, wah… itu kelewatan namanya. Masih belia sudah mencoba ‘bunuh diri’ secara moral, amit-amit jadi kriminal. Mereka yang masih muda dan tiba-tiba berulah bisa saja nyawanya di ujung tanduk karena amarah warga, tak lain ujungnya adalah risiko main hakim oleh warga.
Mirasantika memang terlihat nikmat, tapi itu hanya duniawi. Efek merusak darinya benar-benar menerjang siapapun yang nekat mendekatinya. Jadi, benarlah syair-syair Mirasantika yang dibawakan oleh Rhoma Irama.
Tentu, kita sepakat dengan efek mirasantika yang benar-benar membinasakan di dunia dan akhirat. Ingatlah akhirat sebenarnya sudah cukup, kalau masih punya akal budi, soalnya segala perkara di akhirat itu berat akhirannya. Harap-harap cemas antara surga atau neraka yang kita masuki nantinya.
Mirasantika? No Way!
– Rhoma Irama
Muhammad Nur Ilham
Mahasiswa Fakultas Teknik 2021
Koordinator Litbang Data PK identitas Unhas 2024