Permasalahan laut di zaman sekarang seakan tak ada habisnya. Mulai dari pencemaran air yang terjadi akibat limbah pabrik yang dibuang ke air dan akan bermuara di laut hingga tumpukan sampah di pesisir pantai. Selain itu Indonesia sebagai salah satu negara maritim di dunia harus memanfaatkan dengan baik potensi dari lautnya.
Melihat hal tersebut panitia dari Musyawarah Nasional Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia (Himitekindo) menggelar kegiatan Fokus Grup Discussion (FGD) di Universitas Hasanuddin (Unhas). Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari Musyawarah Nasional Himitekindo yang ke- XII.
Mengangkat tema “Perkuat Poros Maritim Melalui Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia”. Kegiatan yang bertempat di Ruang sidang Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Dr Ir Abdul Rasyid Djalil M Sc dan Dekan FIKP Unhas, Dr Ir St. Aisja Farhum MSi Minggu (21/01).
Acara yang dimulai sekitar pukul 10.00 Wita ini dihadiri oleh 29 delegasi dari semua perguruan tinggi di Indonesia. Untuk setiap delegasi perguruan tinggi yang bersangkuan wajib mengirimkan perwakilannya sebanyak empat orang mahasiswa.
Dalam acara FGD itu, semua delegasi diwajibkan untuk membuat paper dan membawa isu yang akan menjadi topik diskusi.
“Pada umumnya wajib, tapi tetap melihat kondisi teman-teman delegasi yang mempersiapkan mengenai papernya,” ujar Prabowo selaku Ketua Panitia.
Hal serupa dijelaskan oleh Rizki Chaniago perwakilan dari delegasi Universitas Riau (UR)
“Sebenarnya memang diwajibkan namun tidak semua universitas membuat, kalau dari delegasi kami sendiri itu hanya membuat satu paper,” paparnya.
Untuk papernya sendiri Rizki mengangkat pembahasana tentang pemanfaatan air laut menjadi sumber air bersih.
Sedangkan untuk perwakilan delegasi Universitas Bengkulu (UNIB), Pinsi Hidiman Saputra menjelaskan bahwa delegasinya hanya menyiapkan isu saja.
“Kalau saya sih tidak mengangkat tentang paper, tapi membawa isu mengenai gelar setelah kita wisuda nanti dan juga lapangan kerja yang akan kita kuasai didalam Himitekindo ini,” jelas Pinsi.
Adapun alasan mengapa mereka mengangkat isu tersebut karena di perguruan tinggi mereka yang dulunya memiliki gelar sarjana S. Kel berubah menjadi S. Si.
Lain halnya Rizki dan Pinsi, lain pula dengan Ahmad Tri Prasetyo yang merupakan delegasi dari Universitas Sriwijaya (UNSRI). Selain membawakan isu, ia juga akan memaparkan paper dari hasil penelitian delegasinya.
“Kalau saya sebenarnya ada dua, yaitu paper dan isu. Untuk papernya itu judulnya pemanfaatan energi listrik dari air laut yang fortable sedangkan untuk isunya itu sendiri saya ingin merekomendasikan untuk panitia yaitu mengenai masalah pendanaan karena setiap delegasi pasti susah dalam pendanaan,” ujar Ahmad Tri.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa hasil penelitian mereka untuk kapasitas yang kecil digunakan untuk ikan sehingga memungkinkan bagan itu memiliki listrik . Kemudian untuk isunya mereka mengusulkan kedepannya agar panitia mengadakan lomba karya tulis ilmiah sehingga ketika ingin mengadakan mukernas mereka akan mengajukan pendanaan lomba agar semua delegasi dapat pendanan.
Sedangkan untuk Unhas sendiri mengangkat isu terkait sampah yang ada di laut. Nah untuk papernya mereka membahas mengenai pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia.
Bahkan dengan tema tersebut membuat Unhas menyandang gelar juara kedua dalam kategori paper terbaik. Adapun yang menjadi juara pertama adalah delegasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan judul paper “Energi Atmosfer Breakwater Sebagai Struktur Pelindung Pantai Sekaligus Sumber Energi Alternatif Yang Ramah Lingkungan”.
Disusul oleh delegasi Unhas dengan judul paper “Teknologi Inovasi Pengelolaan Sampah Plastik Berbasis Tenaga Surya Dan Piegoelektrik Solusi Penanganan Limbah Di Kawasan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil”.
Dan urutan ketia dari delegasi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dengan judul paper “Fix Desalinasi Teknologi Air Bersih Sekunder Skala Rumah Tangga Bagi Masyarakat Pesisir”.
Reporter: Wandi Janwar