Penelitian bagi akademisi merupakan hal yang lazim untuk dilakukan. Salah satu pilar dalam tri dharma perguruan tinggi ialah penelitian. Kehadiran penelitian dapat diharapkan menghasilkan pengetahuan baru dan inovasi bagi permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa sebagai seorang akademisi, berperan penting dalam memajukan dunia pendidikan dan pengetahuan. Hal itu biasanya diwujudkan melalui penelitian. Dalam mendukung hal tersebut, terbentuk salah satu badan khusus di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) yang berfokus pada pewadahan minat mahasiswa dalam penelitian, khususnya mahasiswa FK, yaitu Medical Youth Research Club (MYRC).
Sebelum terbentuk sebagai badan khusus, MYRC dulunya merupakan sebuah kelompok studi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler Divisi Ilmiah BEM FK Unhas. Kelompok ini kemudian menorehkan berbagai prestasi hingga ke kancah nasional.
Akibat adanya keprihatinan pada minat mahasiswa yang kurang akan penelitian dan karya tulis ilmiah, maka dibentuklah badan khusus lembaga ilmiah yang berada di naungan Keluarga Mahasiswa (KEMA) FK Unhas pada tanggal 23 Maret 2002. Oleh karena itu, lembaga ini hadir dengan visi mewujudkan atmosfer ilmiah di lingkungan KEMA FK secara khusus dan Unhas secara umum.
Dalam proses pembentukannya, MYRC awalnya hanya dijalankan oleh sekumpulan orang saja. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga tersebut dalam prosesnya mewujudkan visi yang ingin dicapai.
Berbagai program kemudian dilakukan dalam mewujudkan visi dan misi tersebut. Beberapa program unggulan tersebut ialah Hasanuddin Scientific Fair (HSF). HSF ini merupakan kompetisi ilmiah dan simposium tahunan yang diselenggarakan secara nasional maupun internasional.
Tak hanya itu saja, terdapat pula program yang mahasiswa dapat terlibat dalam penelitian secara langsung, dengan menjalin kerja sama dengan para peneliti termasuk pembuatan proposal hingga presentasi laporan hasil penelitian. Program tersebut dikenal dengan Research Project.
Selain berkompetisi dan penelitian, terdapat juga program Mini Symposium (Miniso). Program ini secara khusus mengkaji topik dan isu kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan dapat dihadiri oleh umum.
Menurut Ketua Umum MYRC, Fuad Fahri Rizqullah, kehadiran program-program unggulan tersebut mendorong terciptanya atmosfer ilmiah di lingkup kampus. “Melihat tren saat ini, antusias mahasiswa untuk ikut bergabung dengan MYRC itu meningkat dilihat dari banyaknya pendaftar untuk keanggotaan,” tuturnya.
Hal itu juga turut dibuktikan dengan keaktifan MYRC yang tergabung dalam berbagai kompetisi dan kegiatan keilmiahan hingga menorehkan berbagai prestasi dalam perlombaan di bidang kesehatan dari nasional sampai internasional.
Fuad menyebut penelitian, khususnya dalam bidang kesehatan, sangatlah penting. Apalagi dengan era yang berubah serba cepat sebagai akibat dari perkembangan zaman.
Dengan antusias mahasiswa yang tinggi, penerimaan anggota baru MYRC bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat mendaftar dan tergabung, calon anggota harus memenuhi syarat yaitu merupakan mahasiswa FK Unhas dan warga dari BEM Kema FK Unhas. Selanjutnya, para calon anggota perlu melalui berbagai tahap agar dapat menjadi bagian dari badan khusus tersebut.
“Jadi mereka nantinya akan membuat proposal penelitian mulai dari ide sampai pembuatan proposal, lalu diperlombakan secara internal hingga tahap inaugurasi,” ucap mahasiswa Pendidikan Dokter Umum itu.
Calon anggota MYRC menjalani serangkaian tahapan yang mendalam sebelum benar-benar memasuki dunia penelitian. Dalam prosesnya, dimulai dari pembekalan di Basic Course and Training, yaitu pendampingan dalam menyusun proposal yang didampingi oleh dokter dan mentor.
Di tahap selanjutnya ada prepetition, yaitu proposal yang telah dibuat akan diujikan dan diperlombakan. Kemudian ada magang penelitian, pada tahap ini diajarkan bagaimana mencari sampel dan data hingga pengolahan data. Terakhir, terdapat kegiatan inaugurasi, yaitu pelantikan anggota baru.
Tiap tahunnya, MYRC mempunyai target terkait publikasi karya. Tahun lalu, Fuad menyebut telah ada 10 karya yang berhasil dipublikasi. Walaupun sejauh ini implementasi ke publikasi masih terbatas, mereka tetap punya target publikasi sendiri yang harus dicapai selama setahun ke depan.
Prestasi-prestasi yang dihasilkan tersebut tidak terbatas pada mengirimkan delegasi di kompetisi. Tetapi juga memberikan pendampingan mulai dari persiapan karya hingga pencarian dana.
“Kita berusaha menciptakan atmosfer ilmiah di lingkup kampus sebagai usaha meningkatkan minat mahasiswa pada penelitian, maka ekspektasi mereka setelah bergabung dengan MYRC itu harus kita penuhi dengan cara-cara seperti ini,” pungkasnya.
Miftah Triya Hasanah