Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Jeklang Figur

Nurhaya Nurdin, Pejuang Epilepsi yang Menjadi Dosen dan Wirausaha

31 Juli 2025
in Figur, Headline, Jeklang
Nurhaya Nurdin, Pejuang Epilepsi yang Menjadi Dosen dan Wirausaha

Nurhaya Nurdin Skep NS MN MPH. Foto: Dokumentasi Pribadi

Editor Nabila Rifqah Awaluddin

“Walau saya epilepsi, saya juga bisa hidup seperti lainnya, bahkan lebih dari apa yang orang pikirkan.”

Walau seorang penyandang epilepsi, Nurhaya Nurdin SKep Ns MN MPH berhasil membuktikan mimpinya. Penyakit epilepsi yang dideritanya sejak kelas 4 SD tidak menjadi penghalang baginya untuk meraih cita-cita sebagai seorang perawat. Bahkan saat ini ia aktif sebagai dosen, wirausahawan, dan aktivis epilepsi. Suatu pencapaian yang luar biasa.

Perempuan yang akrab disapa Aya itu, memulai perjalanan karirnya di dunia keperawatan pada 2000. Saat itu ia memilih untuk mendaftar pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Unhas setelah disarankan oleh mentornya saat mengikuti bimbingan belajar. Meskipun pada saat itu ia masih sangat tertarik untuk terjun di dunia Kedokteran.

BacaJuga

Jenaka Haru Penuh Misteri dalam Agak Laen 2

Belajar Budaya Lokal dengan Cara Seru Bersama Etno Adventure

Setelah diterima di jurusan Ilmu Keperwatan, rupanya Aya masih bimbang karena jurusan yang diambilnya nampak tidak sejalan dengan cita-citannya untuk berkeliling dunia, salah satu hal yang juga menjadi impiannya sejak dulu. Namun ketika menempuh semester 4 dan 5, saat merawat keluarganya di rumah sakit, ia mendapatkan pengalaman yang mengubah perspektifnya. 

Saat itu, ia melihat sikap perawat yang kurang ramah dan tidak sabar menghadapi pasien dan keluarga pasien. Dari situ, ia bertekad untuk menjadi perawat yang lebih manusiawi. Baginya, perawat yang ramah dapat mendorong pasien untuk sembuh lebih cepat karena dukungan emosional sangat berperan dalam proses pemulihan.

“Dari situ saya harus serius jadi perawat. Karena di mata saya, perawat itu seharusnya ramah dan lembut,” ujar Aya.

Setelah lulus, Nurhaya mendapatkan kesempatan menjadi dosen kontrak selama enam bulan di Unhas. Tak lama kemudian, ia menerima beasiswa Magister of Nursing di University of Technology Sydney, Australia. Tekadnya tersebut berkat salah satu dosennya yang merupakan alumni Australia yang diteladani, yang menuntunnya bagaimana agar bisa kuliah ke luar negeri.

Merasa ilmunya belum cukup, Nurhaya kembali melanjutkan studi dengan beasiswa Dikti untuk Magister of Public Health di The University of Sheffield, Ingris. Di sana, ia terinspirasi dari salah satu karya sastra milik Andrea Hirata, Edensor. Desa kecil yang bernama Edensor itu berhasil digambarkan secara indah oleh Andrea melalui narasi yang ditulisnya. Selama berkuliah di sana Aya merasa kombinasi ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat akan memperkuat perannya sebagai akademisi dan praktisi.

Kini, ia tengah menempuh pendidikan S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Unhas, dengan fokus pada penelitian caregiver demensia. Topik ini dipilih karena ia menyadari caregiver sering kali menghadapi tekanan emosional yang besar tanpa dukungan yang memadai. 

Inspirasi untuk mendalami bidang ini muncul saat Aya menjadi pembicara di TEDx Unhas. Ia tersentuh oleh cerita seorang mahasiswa berprestasi yang kehilangan arah karena merawat orang tua dengan demensia. Menurutnya, dukungan bagi caregiver masih minim, sehingga ia merasa perlu memberdayakan mereka dengan literasi kesehatan agar lebih siap menghadapi tantangan. 

Aya ingin agar caregiver memahami lebih dalam tentang demensia sehingga dapat mendampingi pasien dengan lebih sabar dan efektif. Ia juga mengupayakan adanya pelatihan khusus agar para caregiver memiliki keterampilan dasar dalam merawat pasien demensia.

Di tengah kesibukan sebagai dosen, mahasiswa S3, pengusaha, dan seorang ibu, Aya juga harus masih berjuang dengan epilepsi yang sudah dialami sejak lama. Meskipun tidak lagi bergantung pada obat-obatan, ia masih harus menjaga kondisinya agar tidak memicu kondisi 5K yaitu, kecapaian, kebanyakan pikiran, kurang tidur, kurang makan, dan kepanasan atau kedinginan.

Selain mengajar, wanita kelahiran 1982 itu juga menjalankan bisnis kuliner bernama Sambel House yang pada awalnya dirintis bersama mahasiswanya pada Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Tak hanya itu saja, ada pula Crafty Clinic, usaha yang lahir dari ketertarikannya di dunia kerajinan tangan dan semangat memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan barang bekas. Terkadang ia mengadakan pelatihan kerajinan untuk masyarakat, membantu mereka menemukan potensi ekonomi dari kreativitas.

“Ayah saya dulu memang pedagang, itu yang melatarbelakangi. Walaupun jiwa wirausaha saya baru muncul saat membimbing mahasiswa,” ucap wanita kelahiran Tanah Papua itu.

Aya juga berencana membuka usaha yang bergerak di bidang kesehatan yang berhubungan dengan penelitiannya, yaitu tempat penitipan lansia yang fokus pada kegiatan sosial dan kognitif. Ia ingin menciptakan komunitas yang mendukung para lansia tetap aktif dan terlibat dalam berbagai program yang dibuat agar memori para lansia dapat terjaga dan tidak mengalami demensia.

Wanita berdarah Bugis itu bercita-cita untuk mendirikan pusat riset epilepsi sebagai wadah edukasi dan pemberdayaan bagi Orang dengan Epilepsi (ODE), agar mereka tidak merasa terasing atau tidak berguna. Ia ingin pusat ini juga menjadi tempat berbagi pengalaman antar ODE untuk saling menguatkan, serta tempat mahasiswa untuk belajar.

Ia percaya dunia literasi kesehatan sangat penting untuk memberdayakan masyarakat dalam mencari dan mengolah informasi medis secara mandiri. Ia berharap dapat menciptakan kesadaran di kalangan tenaga kesehatan agar tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mendorong pasien dan keluarga untuk terampil dalam merawat diri.

 

 

Adrian

Tags: AyaDosen dan WirausahaNurhaya NurdinPejuang Epilepsi
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Strategi Kolaboratif Jadi Kunci Perubahan Sosial Menurut Dosen Universiti Kebangsaan Malaysia

Next Post

Dekan FISIP Unhas Soroti Peran Komunikasi dalam Demokrasi di AICCON V

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In