Teman Difabel Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Obrolan Literasi Disabilitas bersama Duta Baca Indonesia sekaligus pegiat literasi difabel, Heri Hendrayana Harris di Gedung Ipteks Unhas Lantai 1, Selasa (24/10).
Selain sivitas akademika Unhas, kegiatan ini juga mendatangkan mahasiswa disabilitas dari Universitas Negeri Mahasiswa (UNM) bersama juru bahasa isyaratnya.
Pada kesempatan tersebut, Heri menceritakan kisah hidupnya sebagai penyandang disabilitas fisik yang kehilangan tangan kirinya sejak usia 11 tahun. Ia menyebut, ada tiga kegiatan yang dilakukan untuk mengalihkan pikiran negatif, yaitu olahraga, mendengar dongeng, dan membaca.
“Bukulah yang mengubah saya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pria dengan nama pena Gol A Gong tersebut menceritakan jika dirinya mulai percaya diri setelah diasingkan saat awal masa SMP. Hal itu bermula ketika guru memberi pertanyaan sebagai kunci untuk pulang lebih awal.
Kala itu, hanya Heri yang mengacungkan tangan dan memaparkan jawaban yang diserapnya dari sejumlah bacaan. Dari situlah, semua teman kelasnya terkejut dan mulai mengakui keberadaan sastrawan itu.
Selain akademik, penulis novel “Balada si Roy” itu juga mempunyai prestasi di bidang non-akademik. Salah satu yang paling membanggakan ketika Heri berhasil meraih medali emas cabang bulu tangkis di Pesta Olahraga Asia Pasific di Jepang pada 1989 silam.
“Tekuni satu hal sesuai keterbatasanmu. Jangan pernah menjadikan pikiran sebagai batasanmu,” pesan pria kelahiran Banten tersebut.
Ia juga berharap, mereka yang memiliki tubuh sempurna agar selalu bersedekah dengan membantu para difabel.
Sebagai Duta Baca Indonesia, Heri mengajak seluruh peserta untuk mengabadikan hal-hal menarik dalam tulisan. Sebagaimana peribahasa latin verba volant, scripta manent yang berarti kata-kata lisan terbang, sementara tulisan menetap.
Nurul Fahmi Bandang
