Selama satu dekade terakhir, jumlah mahasiswa di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dilansir dari DataIndonesia.id, jumlah mahasiswa pada 2021 sebanyak 8,96 juta dan 9,32 juta pada 2022. Sementara itu, di awal 2023 data Badan Pusat Statistik menyebut jumlah mahasiswa Indonesia mencapai 7,8 juta.
Demi mendukung antusias calon mahasiswa dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Universitas Hasanuddin (Unhas) meningkatkan daya tampung hingga akan menerima 10.342 mahasiswa baru tahun ini. Peningkatan ini mencapai hampir tiga ribu dari total jumlah mahasiswa yang diterima pada 2022, yaitu sebesar 7.414 mahasiswa.
Kasubdit Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unhas, Yuyu Ichsani SSos MIKom menyebut, daya tampung mahasiswa baru Unhas tahun ini terbagi dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sebanyak 2.616, Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) sebanyak 5.562, dan jalur mandiri sebanyak 2.164. Namun, sepanjang seleksinya, Unhas hanya menerima 9.752 mahasiswa baru dari semua jalur seleksi.
Bukan tanpa pertimbangan, banyaknya program studi (prodi) baru yang dibuka menjadi salah satu alasan Unhas meningkatkan daya tampungnya. Selain itu, rasio antara dosen dan mahasiswa disebut masih belum mencapai maksimal standar.
Berdasarkan Surat Edaran Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 1041/BANPT/LL/2020 rasio dosen dan mahasiswa paling tinggi 1:60 untuk jenjang strata satu dan diploma, sedangkan 1:20 untuk strata dua, serta 1:10 untuk strata tiga.
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM (K), rasio yang dimiliki Unhas saat ini yaitu 1:16 dengan jumlah mahasiswa aktif sebanyak 40.523 dan tenaga pengajar berjumlah 2.505. Dengan begitu, tahun ini rasio yang diproyeksikan bertambah menjadi 1:23.
“Secara umum masih jauh, masih kurang bahkan dari rasio yang telah ditetapkan,” ujarnya, Rabu (05/07).
Untuk menjaga rasio dosen dan mahasiswa tidak berlebih, maka dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang masuk harus proporsional dengan jumlah yang keluar. Namun, tingginya jumlah mahasiswa yang terlambat menyelesaikan masa studi pada Agustus 2022 mencapai 13.170, tercatat pada Juni 2023 tersisa 4.000-an. Hal ini, menurut Prof Ruslin dapat menghalangi rasio yang ada.
“Kita mau memaksimalkan satu kali wisuda itu minimal 850 orang, sehingga dengan jumlah tersebut bisa saja wisuda dilakukan perbulan,” ucap Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Unhas itu.
Untuk menekan jumlah mahasiswa yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan studi, Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, Dr Hasniati SSos MSi mengatakan, mahasiswa di FISIP akan dihubungi langsung dan dilakukan kontrol secara bertahap.
“Bagaimana WR 1 memperhatikan progres mahasiswa di setiap fakultas saya apresiasi itu, jadi setiap semester kami diundang untuk membicarakan apa masalahnya mahasiswa yang bersangkutan telat lulus,” ucapnya, Selasa (11/07).
Infrastruktur dan fasilitas penunjang perkuliahan
Selain sumber daya manusia, infrastruktur dan fasilitas penunjang pembelajaran juga merupakan hal yang penting, terutama ruang kelas. Terlebih lagi, dalam salah satu terbitan identitas memuat perihal ruang kelas yang tidak memadai dalam proses pembelajaran di FISIP.
Dalam mengatasi hal ini, Prof Ruslin berencana mengefisienkan setiap ruang kelas. Ruang kelas yang awalnya milik fakultas, dapat digunakan bersama dengan fakultas lain. Sebab menurutnya, Unhas tidak kekurangan ruangan tetapi hanya kurang dimaksimalkan.
“Jadi kelas-kelas itu bisa dipakai bersama bukan mengklaim milik siapa dan punya siapa. Jadi akan diefisienkan penggunaanya,” pungkasnya.
Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Akademik Fakultas Peternakan Unhas, Dr Ir Hikmah M Ali SPt MSi IPU ASEAN Eng berharap, langkah ini dapat membentuk atmosfer akademik yang kental dalam institusi pendidikan tinggi.
“Dengan pengelolaan ditangan universitas, diharapkan tidak ada perbedaan kualitas antara ruang kelas,” tuturnya, Senin (10/07).
Senada dengan hal itu, sebagai salah satu fakultas paling baru di Unhas, Dekan Fakultas Vokasi, Prof Dr Ir Muh Restu MP beranggapan kebijakan efisiensi ruang kelas ini bagus, bahkan telah diterapkan kampus-kampus besar di Indonesia sehingga setiap ruang kelas dapat dimanfaatkan.
“Program studi baru Teknologi Metalurgi Ekstraksi dan Paramedik Veteriner sendiri akan berbagi sumber daya dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik,” ujarnya, Senin (10/07).
Lain lagi dengan Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Akademik Fakultas Farmasi Unhas, Abdul Rahim SSi MSi PhD Apt. Ia mengatakan, di Fakultas Farmasi tidak ada peningkatan daya tampung dibanding tahun lalu. Selain itu, ia juga mendukung efisiensi ruang kelas yang akan dilakukan, tetapi menurutnya perlu diperhatikan adalah pengelolaan dan perawatannya.
“Menjadi masalah kalau suatu gedung dianggap milik universitas, maka yang seharusnya melakukan perawatan adalah universitas jangan dibebankan ke fakultas,” ucap Abdul, Kamis (13/07).
Peningkatan daya tampung Unhas akan memberikan kesempatan kepada lebih banyak orang untuk mengenyam pendidikan ke perguruan tinggi. Setiap orang tentu mencari pendidikan yang berkualitas dan seyogyanya kampus harus memiliki standarisasi yang baik dalam penentuan antara kualitas dan kuantitas.
Ridwan, Miftah Triya Hasanah