Senat Akademika Unhas melaksanakan Pengukuhan dan Penerimaan Anggota Dewan Profesor dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Pengukuhan ini berlangsung di Ruang Senat dan disiarkan langsung melalui YouTube Senat Akademik Unhas, Selasa (26/03).
Senat Akademika Unhas mengukuhkan tiga guru besar FIKP, salah satunya Prof Dr Ir Khusnul Yaqin MSc. Pada kesempatannya, ia menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Peranan Biomarker dalam Manajemen Sumber Daya Perairan di Era Industri 4.0.”
Prof Khusnul memaparkan, perkembangan industri dan ekonomi di kawasan perairan pada kondisi tertentu memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah. Namun pada sisi yang lain, perkembangan itu memberikan dampak negatif berupa buangan limbah atau sampah ke ekosistem perairan.
Dirinya menambahkan, upaya pengelolaan sumber daya perairan menjadi penting, terutama untuk mencegah, mengontrol, dan mengendalikan bahan-bahan pencemar antropogenik yang menjadi konsekuensi logis perkembangan industri dan ekonomi.
“Pengelolaan sumber daya perairan sebenarnya tidak hanya berfokus pada populasi biotanya, tetapi juga memberikan perhatian pada interaksi yang dinamis antara sumber daya hayati perairan dan bahan pencemar yang ada di lingkungan biota perairan,” jelasnya.
Dalam pemantauan ekosistem perairan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan klasik dan pendekatan modern. Pendekatan klasik berfokus pada informasi bahan pencemar, sedangkan pendekatan modern menggunakan efek yang terjadi pada biomarker sehingga informasi yang diberikan lebih cepat.
“Penggunaan biomarker dapat memberikan informasi yang lebih cepat kepada penggunanya sehingga dapat dijadikan sebagai sistem peringatan dini dalam pengelolaan sumber daya perairan,” imbuhnya.
Di samping itu, biomarker juga sensitif dalam mendeteksi efek yang ditimbulkan oleh bahan pencemar. Melalui perkembangan teknologi internet di era industri 4.0, informasi tentang biomarker yang diproduksi secara tepat dan cepat dapat meningkatkan kualitas aktivitas manajemen sumber daya perairan.
“Dengan mengintegrasikan IOT (Internet of Things) dalam penggunaan biomarker di ranah manajemen sumber daya perairan, maka itu akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaannya,” pungkasnya.
Jum Nabilah