Syahrul Yasin Limpo menggelar Orasi Ilmiah dalam rangka mendapatkan gelar Guru Besar Kehormatan Unhas dengan mengangkat judul topik “Hibridasi Hukum Tata Negara Positivistik Dengan Kearifan Lokal Dalam Mengurai Kompleksitas Kepemerintahan”. Kegiatan berlangsung di Ruang Senat Lantai 2, Gedung Rektorat Unhas Tamalanrea, Kamis, (17/3).
Dalam orasinya mengungkapkan bahwa ia menggunakan produk hibrid dalam mengatasi kompleksitas pemerintahan terutama saat menjadi gubernur dan menteri. “Saya berhipotesis bahwa capaian sebagai Gubernur Sulawesi Selatan dan Menteri Pertanian disebabkan oleh produk unggulan di bidang tata kelola pemerintahan lahir proses trial and error, ” tambah Syahrul.
Lebih lanjut, Alumni Fakultas Hukum itu menjelaskan mengenai hibridasi sebagai produk persilangan dari Ilmu Hukum Tata Negara Positivistik dengan Pengetahuan Hukum dan Pemerintahan yang bersumber dari Kearifan Lokal. Hal ini menyatu dan terimplikasi di dalam karir pemerintahannya.
“Kepemerintahan saya pahami sebagai sesuatu yang kompleks, karena melibatkan interaksi dari banyak komponen yang memunculkan ciri ketidakpastian atau ambiguitas,” ucap Syahrul.
Ia juga menerangkan bahwa volatility, uncertainty, complexity, ambiguity adalah bagian dari kehidupan pemerintahan setiap hari. Belum lagi disrupsi akibat industru 4.0 dan banyak perubahan iklim serta konflik-konflik yang tengah terjadi saat ini yang memberi banyak pembelajaran dalam kepemerintahan.
Menteri Pertanian RI itu mengatkan, kita harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi secara pesat. Oleh karena itu, setiap jenjang pemerintah harus dapat memahami hukum tata negara yang dipadukan dengan kearifan lokal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Diakhir, Syahrul menuturkan bahwa pemimpin yang baik harus dapat mencapai tujuan. “Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat berlari dan sampai di tujuan bersama dengan pengikutnya bahkan dengan musuh-musuhnya,” ujar Mantan Gubernur Sulsel itu.
Anggun Chelseani Kati