Pacukka Project bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Antropologi (Human) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan pemutaran dan diskusi serial dokumenter budaya pengasam di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Prof Syukur Abdullah FISIP, Kamis (29/08).
Hadir memberi sambutan, Kepala Departemen Antropologi, Dr Tasrifin Tahara MSi. Ia mengemukakan, budaya pacukka termasuk pada kreativitas budaya atau kearifan lokal.
“Budaya pacukka ini saya memahaminya ketika masuk ke warung coto. Pasti satu yang saya minta kalau bukan ada jeruknya, ada lomboknya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, produk pengasam buatan industri tidak terlalu bagus, berbeda dengan makanan tradisional seperti patikala untuk kapurung.
Sulsel sendiri memproduksi mangga paling besar namun hampir diabaikan, padahal pengasam mangga yang dikeringkan lebih awet disimpan dalam jangka panjang.
Sutradara Film, Azizah Diah Aprilya, menyampaikan terima kasih kepada Antropologi Unhas atas kerja samanya. Ia berharap peserta kegiatan bisa menonton serial dokumenter ini dengan banyak mendapatkan referensi baru tentang bahan pengasam.
Tahun ini, Pacukka Project memproduksi sebuah serial dokumenter berjudul “Budaya Pacukka di Sulawesi Selatan” yang terdiri dari lima episode dan berfokus pada masing-masing pengasam beserta wilayahnya.
Aliyah Fadhilah