Relawan, mereka yang terpanggil untuk membantu sesama.
Rasa empati dimiliki setiap orang jika melihat di lingkungan sekitarnya terjadi musibah. Sama seperti kondisi pandemi Covid-19 yang menyerang dunia belakangan ini. Maraknya kasus pasien yang terinfeksi virus corona mendorong empati dari berbagai kalangan untuk menjadi relawan. Sosok jejak langkah identitas kali ini turun langsung membantu para pasien.
Dialah Al Imran, relawan Program Wisata Duta Covid-19. Alumni Fakultas Teknik Unhas ini terjun langsung dalam program yang memiliki tujuan untuk membuat pasien Covid-19 jauh dari tekanan psikologis. Kegiatan yang dicetus oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ini diadakan di Hotel Swiss Bell, Al-Madera, Hotel Harper dan Hotel Remcy.
Panggilan jiwa menjadi kunci saat ingin menjadi relawan. Imran, sapaan akrabnya bercerita jika ada orang yang membutuhkan pertolongan janganlah kita membantu dengan menyebarkan foto di sosial media untuk mencari sensasi. Melainkan, kita harus melakukan tindakan nyata untuk menolong sesama manusia.
Dengan berbekal ilmu IT dan pengalaman yang didapatkan selama kuliah, Imran bergabung sebagai relawan pengelola data Covid-19 di Sulawesi Selatan. Setiap harinya, ia bertugas untuk mendata pasien yang memiliki status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Tak hanya itu, sebagai relawan, ia juga banyak memberi dukungan psikososial dan melakukan pendekatan secara humanis kepada pasien yang dikarantina.
Sebelumnya, Imran bersama kawan-kawan dutanya telah menerima pemberdayaan terintegrasi. Di mana semua peserta diberi edukasi tentang Covid-19 agar nantinya mampu menjadi edukator andal di masyarakat.
“Mereka yang jadi korban pandemi kadang memiliki banyak beban dan terus bertanya apakah ia mampu melalui semua ini? Kami hadir membantu mereka dengan memberi semangat agar cepat sembuh,” katanya saat diwawancarai, Rabu (28/10).
Pria kelahiran 2 Mei 1998 ini melanjutkan kegiatan kerelawanannya hingga ke Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta karena rasa kemanusiaannya. Ia mendengar suara dari orang-orang yang membutuhkan relawan hingga hatinya terpanggil untuk terus membantu.
Imran merasa bahagia saat membantu para pasien Covid-19. “Penghargaan tertinggi itu, saat kita bisa menolong dan membantu bangsa ini. Salah satunya menjadi Relawan Covid-19,” ujarnya.
Apalagi, keputusan menjadi relawan sama sekali tidak dihalangi oleh kedua orangtuanya. Bahkan, pihak keluarga selalu memberikan dukungan atas apa yang Imran kerjakan serta mendoakan kesuksesannya. Ia mengatakan sejak kecil anak seharusnya ditanamkan nilai-nilai kemanusiaan melalui aktivitas berbagi.
Imran yakin rasa kemanusiaan seseorang itu bisa diasah. Para pemuda harus lebih peka terhadap kondisi sekitar agar apa yang dilakukan dapat membantu orang di sekeliling dan juga menjalankan ajaran agama.
”Saya sangat terinspirasi oleh ajaran agama Islam yang menyebutkan bahwa menyelamatkan satu orang manusia sama seperti menyelematkan seluruh manusia.” imbuhnya.
Muh. Fajrul