Meski terbilang baru, Kotata’ Community telah berkontribusi banyak dalam menyelesaikan permasalahan di daerah perkotaan.
Kota merupakan tempat dengan populasi yang sangat ramai dan padat. Hal ini disebabkan karena banyaknya aktivitas manusia di kawasan perkotaan. Perkembangan yang terjadi di daerah perkotaan terkadang tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hal inilah yang menjadi pemicu komunitas peduli kota bermunculan. Salah satunya adalah Kotata’ Community.
Kotata’ Community merupakan komunitas yang berfokus pada penyuluhan dan sosialisasi tentang isu-isu perkotaan, khususnya untuk siswa sekolah dasar. Komunitas yang merupakan lanjutan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat ini resmi terbentuk pada 2 Mei 2018. Agung Alif Pratama bersama Nur Zahra Afifa, Muh Farid, Amirullah, dan Nur Ainun Magfirah, yang merupakan mahasiswa Universitas Hasanuddin, berhasil meloloskan proposal mereka yang bertemakan “Pengenalan Isu Perkotaan dan Lingkungan Sejak Dini”. Dalam kelompok tersebut, Agung Alif Pratama, Mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota (PWK) Fakultas Teknik Unhas, dipercayakan menjadi Wali kota Kotata’ (red: ketua).

Komunitas yang awalnya hanya terdiri dari lima orang volunteer tersebut, kini telah beranggotakan 30 mahasiswa dari berbagai jurusan. Untuk perekrutannya sendiri, mereka menggunakan metode esai. Bagi siapapun yang ingin bergabung, diwajibkan menulis esai tentang isu perkotaan dan nantinya akan diseleksi. Peserta yang terpilih akan dinyatakan sebagai anggota dan dapat langsung berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Dalam kesehariannya, aktivitas komunitas ini masih berpusat di Fakultas Teknik Unhas.
Salah satu kegiatan yang pernah mereka laksanakan adalah sosialisasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kompleks IKIP pada 27 Mei 2018 lalu. Uniknya, para volunteer Kotata’ Community melakukan penyuluhan dengan metode games interaktif. Tak hanya itu, para siswa juga diajak untuk membuat video iklan layanan masyarakat yang kreatif. Misalnya saja, tentang pentingnya menghemat air, taat berlalu-lintas, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Bukan hanya sekali, hingga Juni 2018, Kotata’ Community telah sukses mengadakan serangkaian sosialisasi di tempat yang sama. Siswa SDN Kompleks IKIP juga sangat antusias dengan adanya penyuluhan tersebut. Bahkan, dari kegiatan yang telah dilaksanakan, Kotata’ Community berhasil melahirkan Kotata’ Kids yang beranggotakan siswa SDN Kompleks IKIP.
“Jadi awalnya kita lihat dulu isu-isu perkotaan yang ada di sekolah mereka, misalnya saja banjir. Kita sosialisasikan apa penyebab banjir serta cara mengatasinya,” papar Agung.

Dalam beberapa kesempatan, Kotata’ Community juga turut andil dalam perayaan hari perduli lingkungan. Seperti yang dilaksanakan pada 15 September 2018, mereka memperingati World Cleanup Day. Para volunteer Kotata’ Community berkolaborasi dengan Komunitas Peduli Mitigasi Bencana (Kompac), menyelenggarakan kerja bakti untuk membersihkan muara sungai Jene’ Berang di Jembatan Barombong.
Tidak hanya itu, dalam rangka memperingati Hari Perduli Sampa Nasional yang jatuh pada 24 Februari, Kotata’ Community juga bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia, mengajak para pengunjung car free day Pantai Losari untuk bersama-sama memungut sampah. Sampah yang telah mereka kumpulkan kemudian ditukar dengan sebuah tumbler. Tak sia-sia, cara tersebut berhasil membuat para pengunjung antusias memungut sampah, baik itu kalangan anak-anak sampai orang tua.
Selain kegiatan sosial, Kotata’ Community juga aktif menciptakan ruang diskusi. Salah satunya yaitu diskusi yang membahas tentang Urban Planning Collective. Bekerja sama dengan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, mereka membahas tema mengenai degradasi kualitas lingkungan, kemacetan, banjir, kemiskinan, pemukiman kumuh, hingga perubahan iklim.

Kotata’ Community juga terus mengembangkan relasinya dengan berbagai komunitas peduli kota, seperti Pemuda Tata Ruang (Petarung) Yogyakarta dan Kolektif Agora dari Bandung.
Agung berharap dengan adanya komunitas ini, dapat membuka pikiran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan kota. Bukan hanya menjaga kebersihan, tapi juga cara mencegah dan mengatasi masalah yang ada di wilayah perkotaan.
“Semua orang harus menanamkan sikap peduli kota. Sebagus apapun infrastruktur, jika tidak dibarengi dengan adab yang memadai, tetap saja akan rusak. Jadi alangkah bagusnya jika infrastruktur maju, pemikiran warganya juga maju,” pungkas Agung.
Risman Amala Fitra