Seiring bertambahnya usia, penuaan kulit menjadi satu hal yang tak dapat terhindarkan. Perubahannya ditandai dengan ciri-ciri kulit tampak kendur, berkerut, menipis, atau dipenuhi flek hitam. Bila terjadi pada usia yang lebih muda, kondisinya disebut dengan penuaan dini.
Berangkat dari permasalahan tersebut menarik sejumlah mahasiswa untuk melakukan suatu penelitian terkait pemanfaatan Alga untuk mencegah penuaan.
Dalam wawancaranya pada Sabtu (26/11), Ketua Tim, Alifiah Nur Fatikha menyampaikan bahwa mula ketertarikan pada hal ini dari temuannya pada sumber daya alam di daerah Takalar berupa alga coklat yang belum dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah.
Setelah diskusi dan studi pustaka bersama dosen pembimbing, ditemukan fakta bahwa alga coklat ternyata kaya akan senyawa fucoxanthin, namun karena terbatasnya sifat fisika-kimia senyawa tersebut untuk dibuat dalam sediaan farmasi, akhirnya mereka melakukan penelitian untuk memformulasikannya dalam sediaan nanoemulgel.
“Pada penelitian ini digunakan alga cokelat karena kandungan senyawa fucoxanthin yang sangat melimpah. Senyawa fucoxanthin hanya terdapat pada makroalga dan apabila dibandingkan pada beberapa jenis alga, senyawa fucoxanthin pada alga cokelat lebih banyak terkandung di dalamnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Alfiah menjelaskan bahwa dibandingkan dengan senyawa antioksidan lainnya seperti beta-karoten yang sering dimanfaatkan, senyawa fucoxanthin memiliki efek antioksidan yang lebih kuat.
Sehingga efek anti-aging untuk mencegah penuaan dininya lebih baik, hal ini juga didukung oleh kemampuan senyawa ini untuk melindungi kulit dari sinar UV-B yang merupakan salah satu faktor eksternal utama pemicu penuaan dini.
Rute yang digunakan merupakan rute topikal dimana pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit. Walaupun ada rute lain yang sering digunakan, yaitu secara oral dengan mengonsumsi langsung dari suplemen.
“Namun, hal ini hanya akan menghantarkan senyawa ke kulit dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, kami memilih rute topikal untuk meningkatkan lokalisasi senyawa fucoxanthin,” jelasnya. Proses menuanya kulit berlangsung dari waktu ke waktu. Namun, tak sedikit langkah yang ditempuh banyak orang untuk mengurangi maupun memperlambat munculnya ciri-ciri tersebut.
Kerap upaya pencegahannya saat ini sangat mudah kita temukan dimana-mana. Produk kecantikan atau kita kenal dengan skin care menjadi kebutuhan pokok untuk banyak orang.
Tak jarang kita menemui orang-orang yang rela mengeluarkan uang yang tak sedikit demi mencegah penuaan kulit seperti melalui operasi plastik.
Berangkat dari ramainya hal tersebut, salah satu kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Hasanuddin, melakukan inovasi yang diangkat sebagai penelitian dengan judul “Sediaan Gel Terinkorporasi Nanoemulsi Fucoxanthin sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Alga Cokelat menjadi Kosmetika Anti-Aging”
Sebelum digunakan, dilakukan beberapa uji terlebih dahulu. Pertama uji pH untuk mengetahui sediaan nanoemulgel yang dibuat apakah telah sesuai dengan pH kulit atau tidak, karena pH yang tidak sesuai akan menimbulkan iritasi pada kulit.
Kedua, uji sebar yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan penyebaran sediaan saat dioleskan pada kulit. Setelahnya ada uji permeasi secara ex vivo yang merupakan uji terpenting, dimana pada uji ini dilakukan guna mengetahui kemampuan senyawa fucoxanthin untuk menembus kulit dan menimbulkan efek farmakologis.
Selama penelitian berlangsung, Alfiah dan tim melakukan trial and error terkait formulasi nanoemulgel, hingga dari 22 formula mereka menetapkan 3 formula yang memiliki karakteristik formula terbaik.
“Nanoemulgel yang kami buat ditujukan melalui kulit. Sehingga, untuk penggunaannya dapat dioleskan pada kulit wajah,” ungkapnya.
Penelitian ini sangat memungkinkan berpengaruh baik bagi manusia karena dapat digunakan sebagai solusi dalam mencegah penuaan kulit akibat paparan sinar matahari, terlebih sebagai masyarakat Indonesia yang beriklim tropis.
Begitu pula dengan produk kecantikan yang tentunya akan membutuhkan inovasi produk dari bahan alam, sehingga penelitian ini sangat relevan bagi kedepannya.
Penelitian selama delapan bulan didampingi oleh Dosen Fakultas Farmasi, Muhammad Raihan S Si dan temannya yang lain yakni Muhammad Gilang Ramadhan Tunggeng, Risna Iriani Unus, Sitti Nur Khadijah Maharani, Andi Luthfiyyah Anna.
“Semoga bisa dijadikan sebagai langkah preventif untuk mencegah penuaan kulit dan menjadi inovasi di bidang kesehatan terutama kosmetik,” harapanya.
Iftita Aspar