Sekitar pukul 10:28 Wita, masyarakat di sekitar Gereja Katedral berada persis di pertigaan Jalan RA Kartini Makassar. Dibuat geger dengan adanya ledakan di depan geraja, sesaat setelah jemaah menyelesaikan misa. Ledakan tersebut, berasal dari pasutri yang membawa bom.
Berselang tiga hari, masyarakat kembali dibuat kaget dengan peristiwa serangan yang diduga teroris oleh perempuan berusia 25 tahun di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/03).
Rentetan peristiwa ini menunjukkan keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme sudah terjadi beberapa kali, entah menjadi korban atau aktor yang berperan aktif dalam melakukan teror.
Hal ini mendorong Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas, Seniwati tergerak dalam menemukan strategi untuk mencegah terjadinya terorisme dalam penelitian yang berjudul Women and Enterpreneurship: Lesson and Implications For Empowerment of Woman in Combatting Terorism.
Penelitian ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari strategi yang dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur dalam mendorong keterlibatan perempuan untuk pencegahan terorisme dan radikalisme.
“Jadi kami selaku peneliti juga ingin menindak lanjuti strategi yang telah direncanakan BNPT dengan melibatkan perempuan sebagai ujung tombak perdamaian,” ujar Seniwati.
Dosen Hubungan Internasional ini menjelaskan perempuan memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya terorisme terutama dalam tingkat keluarga. “Dapat dikatakan, perempuan sebagai agen perdamaian dalam tindakan terorisme,” tegasnya.
Perempuan dapat memperkuat semangat toleransi dan memberikan pengetahuan kepada anak-anak serta keluarga mengenai bahaya dari tindakan terorisme. Di mana dapat merugikan orang lain, menyebabkan kematian, dan merusak fasilitas umum.
Pengangguran dan masalah ekonomi menjadi salah satu penyebab terjadinya tindak terorisme. Di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia sebagian besar perempuan. Apabila populasi terbanyak ini dimanfaatkan dalam segi keterampilan dalam mengolah hasil alam atau dalam mengembangkan kemampuan dirinya maka mereka dapat ikut membantu perekonomian keluarga.
“Perekonomian yang stabil dapat menciptakan keluarga yang sejahtera, sehingga dapat memberikan pendidikan yang baik pada keluarganya,” ucap Seniwati.
Cara melibatkan perempuan dalam penanganan terorisme adalah dengan program pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan seperti budidaya rumput laut, khususnya sektor kewirausahaan
“Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan di sektor ini sangat diperlukan untuk mendukung strategi pemerintah dalam penanggulangan terorisme,” katanya.
Penelitian yang melibatkan sektor kewirausahaan bidang budidaya rumput laut pada bulan Mei hingga Agustus 2019. Pelaksanaannya dilakukan di sejumlah daerah Sulawesi Selatan seperti Bulukumba, Takalar, Bone, Pangkep, Luwu Utara, dan Pinrang. Peran perempuan dalam bidang budidaya rumput laut ialah ikut serta dalam proses pembibitan, pemanenan dan pascapanen rumput laut.
Menurut Akademi Jurnal Kewirausahaan, di mana penelitian ini terbit menuliskan metode pengumpulan sampel dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan Focus Group Discussion. Wawancara dengan perempuan yang terlibat langsung dalam budidaya hingga pemasaran rumput laut. Ditambah wawancara dengan pemangku kepentingan sebagai pembuat regulasi.
Studi ini menunjukkan kegiatan rumah tangga dalam hal ini, budidaya rumput laut dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Partisipasi wanita sebagai pencari nafkah dalam budidaya ini dapat terlihat, walau jumlah penghasilan tidak besar.
Dalam artikel yang terbit pada 2019 ini, menjelaskan perempuan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan keluarga, di mana dapat mempengaruhi suami, anak dan anggota keluarga lainnya agar menghindari perilaku teroris.
Seniwati berharap masyarakat terutama kaum perempuan dapat terbantu dan tetap melakukan kegiatan-kegiatan di sektor entrepreneurship dan menjadi agen perdamaian sehingga toleransi dalam kehidupan sehari-hari tetap dapat terjaga.
Melihat rentetan aksi terorisme yang di sampaikan di atas, melibatkan perempuan sebagai bagian dari strategi pemberatasan terorisme menjadi hal yang patut ditingkatkan.
Annur Nadia F. Denanda