Dalam rangka menyikapi pro dan kontra terkait izin tambang PT Vale Indonesia, Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar dialog publik yang terselenggara di Ruang Senat LT2 Rektorat Unhas dan Youtube Unhas, Jumat (23/9).
Dipandu Kepala Humas Unhas, Supratman SS MSc PhD, dialog tersebut menghadirkan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulawesi Selatan (Kadis ESDM Sulsel), Ir H Andi Bakti Haruni CES menggantikan Gubernur Sul-Sel yang berhalangan hadir. Serta Guru Besar Ekonomi Unhas, Prof Marzuki DEA sebagai pembicara.
Andi dalam kesempatannya menyebutkan tentang poin-poin krusial yang membuat Gubernur Sulsel menolak perpanjangan izin dari PT Vale Indonesia. Salah satu poin yang ia jelaskan mengenai kontribusi PT Vale ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel hanya sebesar 1,88 persen.
“Sebenarnya, tanpa dia (PT Vale) pun tidak akan berpengaruh banyak pada pendapatan pemprov,” ujarnya.
Ia juga memaparkan kondisi masyarakat miskin di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) yang bertambah semenjak adanya perusahaan tersebut.
“54 tahun PT Vale di sana, penduduk miskin di Lutim masih berjumlah lebih dari 22 ribu,” jelas Kadis ESDM Sulsel itu
Pada kesempatan yang sama, Prof Marzuki mengatakan bahwa permasalahan tersebut jika dilihat dari sisi indikator makro memang bermasalah dari segi peningkatan pendapatan perusahaan tetapi tidak dibarengi penurunan angka kemiskinan.
“Jika dilihat indikator lainnya seperti tingkat pengangguran, tingkat pengangguran di Lutim sangat kurang di banding kabupaten lain di Sulsel,” ucap Guru Besar Ekonomi itu.
Achmad Ghiffary M