Judul : House of Gucci
Genre : Drama
Durasi : 2 jam 37 menit
Sutradara : Ridley Scott
Tayang Perdana : 17 Desember 2021 (Indonesia)
Ada harga, ada kualitas. Lantas, siapa yang tidak mengenal fashion brand dengan logo monogram simetris satu ini? Dialah Gucci, salah satu merek busana paling tersohor di dunia dan kerap identik dengan kemewahan, keanggunan, juga kualitasnya yang bukan main. Saking bergengsinya, tak sedikit orang mendambakan ingin memiliki barang merek ini meskipun itu hanya yang termurah kedua dari katalog.
Dalam perjalanan panjang bisnis yang dimulai sejak 1912 ini, siapa sangka ada cerita kelam menyertainya. Sepenggal cerita yang tak akan bisa terhapus dari kisah sukses Gucci.
Film House of Gucci hadir mengemas titik rendah perusahaan busana internasional itu. Diangkat dari kisah nyata, film ini menceritakan konflik keluarga Gucci berlatar tahun 1980 hingga 1990-an.
Film dimulai dengan menceritakan pertemuan Maurizio Gucci (Adam Driver) dan Patrizia Reggiani (Lady Gaga) dalam sebuah pesta. Patrizia tak menahan diri melakukan pendekatan untuk menaklukkan hati pria berkacamata itu.
Sejak awal pertemuan, Patrizia mendekati Maurizio begitu agresif. Mulai dari memaksanya berdansa bersama, menciptakan pertemuan seakan itu memang takdir padahal ia memang mengikuti ke mana Maurizio pergi, hingga terang-terangan menarik pria itu agar mau berkencan dengannya.
Lantas pria mana yang tak jatuh hati setelah diberi perhatian sedemikian rupa dari wanita berparas rupawan seperti Patrizia. Maka jatuhlah Maurizio dalam buaian anak pengusaha truk itu. Maurizio bahkan memperkenalkan Patrizia pada ayahnya, Rudolfo Gucci (Jeremy Irons).
“Ada jenis wanita muda yang mencari keuntungan dengan memikat lelaki sepertimu.” Rudolfo Gucci.
Tidak mendapatkan restu Rudolfo, Maurizio tetap bersikeras ingin menikahi wanita pujaannya. Ia sampai memutuskan angkat kaki dari rumah juga bisnis keluarganya.
Patrizia menjadi satu-satunya tempat Maurizio pulang. Di malam itu juga, ia menghampiri rumah Patrizia dan menyampaikan tekad kuatnya meminang meskipun tak memiliki apa-apa untuk ditawarkan.
Kehidupan Maurizio tanpa beban “Gucci” pun bermula. Ia bekerja dengan hati gembira di bawah bisnis keluarga Reggiani. Seperti tujuan awalnya, pria berdarah Italia itu akhirnya mengikrar janji bersama Patrizia sebagai pasangan hidup.
Mendapat secercah harapan dapat hidup di bawah kemegahan keluarga Gucci, Patrizia mendorong suaminya kembali menjalin hubungan dengan keluarganya. Dikaruniai seorang anak perempuan, Maurizio pun mengunjungi Rudolfo untuk memberitahu kabar bahagia ini. Telah menjadi seorang kakek, betapa gembiranya hati pemilik 50% saham Gucci itu. Bertahun-tahun tak saling menegur dengan putra semata wayangnya, ia langsung meminta Maurizio menggantikannya menangani Gucci.
Konflik pun mulai bermunculan setelah Rudolfo menghembuskan napas terakhirnya. Pemalsuan, pengkhianatan, balas dendam, hingga pembunuhan hadir di tengah keluarga mereka demi memperebutkan kuasa dinasti rumah mode Gucci.
Meskipun didominasi pertikaian dalam keluarga, nyatanya film yang didasari buku The House of Gucci: A Sensational Story of Murder, Madness, Glamour, and Greed karya Sara Gay Forden (2001) ini juga menyajikan adegan hangat, seperti paman Maurizio, Aldo Gucci (Al Pacino) dan anaknya, Paolo Gucci (Jared Leto).
“Kau memang orang bodoh, tapi kau tetap anakku.” Aldo Gucci.
Menyaksikan film ini, penonton wajib mengapresiasi pembawaan karakter sejumlah tokoh. Misalnya akting Gaga dalam filmnya kali ini sukses menarik perhatian penonton. Tampil sebagai wanita ambisius nan manipulatif, Gaga berhasil menyajikan emosi mendalam Patrizia dengan sangat baik khususnya kala wanita itu mulai depresi setelah gagal memegang kuasa utama Gucci.
Berdurasi cukup panjang, House of Gucci benar-benar memanjakan penonton dengan set artistik terutama busana sebagaimana orang-orang mengharapkannya. Mulai dari gaun, tas, sabuk, sepatu, hingga topi. Semuanya dipilih dengan baik untuk merepresentasikan model vintage dan menawannya nama Gucci.
Secara garis besar, film dengan rating 6,6/10 oleh IMDb ini mengajarkan bahwa tak hanya cinta, obsesi juga dapat membutakan seseorang. Memang sudah sepatutnya kita mengejar apa yang kita impikan, tapi jangan sampai hal itu justru mencelakai orang lain.
Lantas, siapkah kamu menguak kisah kelam di balik megahnya dinasti Gucci itu? Film ini dapat kamu saksikan di layanan streaming, Prime Video.
Nurul Fahmi Bandang