KKN Tematik Universitas Hasanuddin Gowa 6 gelar diskusi yang mengulas permasalahan peningkatan kekerasan pada anak di tengah pandemi. Kegiatan ini diselenggarakan melalui Zoom Meeting, Sabtu (26/12).
Kegiatan yang dimoderatori oleh Arfan Aminuddin tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Dr Seto Mulyadi, SPsi, MSi dan Wakil Bupati Sinjai, Hj Andi Kartini Ottong, SP, MSp.
Dalam pemaparannya, Kak Seto, begitu biasa ia disapa, mengatakan kekerasan terhadap anak selama pandemi mengalami peningkatan. Akibatnya, anak yang awalnya gembira belajar menjadi gelisah, cemas, susah tidur, dan tidak senang belajar atau malas. Survei yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mendapatkan bahwa 13% anak sudah mengalami depresi. Bahkan, beberapa anak tercatat telah mengakhiri hidupnya akibat stress, depresi dan tertekan. Oleh karenanya, ia mengisyaratkan bahwa kunci kecakapan hidup seorang anak adalah membuatnya tetap semangat, gembira, dan bahagia.
“Jangan terlalu terbebani dengan target kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan yang penting belajar dalam suasana ramah anak dan gembira tanpa adanya kekerasan. Itulah kunci kecakapan hidup anak,” tutup kak Seto.
Dalam pemaparannya, ia juga membahas lima syarat utama demi menghadapi sekolah tatap muka mendatang.
“Ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk menghadapi sekolah tatap muka, yaitu siap wilayah, siap anak, siap keluarga, siap sekolah, dan siap infrastruktur,” jelasnya.
M212