Departeman Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Unhas bersama Ikatan Alumni Bedah Makassar mengadakan Round Table Meeting melalui aplikasi Zoom Meeting dan live streaming di kanal Youtube Bedah Unhas, Kamis (16/07).
Kegiatan bertemakan Penanganan Hemorrhoid (Wasir) di Masa Pandemi Covid-19, mengundang Etika Profesi dan Patient Safety Ikatan Dokter Indonesia cabang Sulawesi Selatan, Dr dr Warsinggih SPB KBD sebagai pemateri.
Sebelum pemberian materi, dr. Warsinggih menyampaikan, ikut berduka atas berpulangnya Prof Dr dr Andi Arifuddin Djuanna SpOG(K) dan dokter yang berjuang di barisan pertama dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Kami atas nama Departemen Ilmu Bedah FK Unhas dan Ikatan Alumni Bedah Makassar, turut berduka cita untuk semua teman-teman dokter yang telah mendahului kita, terutama yang berjuang dalam penanganan Covid-19,” kata dr Warsinggih.
Ia kemudian memulai pemberian materi dengan membahas seputar penyakit wasir. dr. Warsinggih, mengatakan hemorrhoid/wasir adalah pelebaran pembuluh darah vena yang ada di anus. Ia juga menginformasikan bahwa di Indonesia ada sebelas juta masyarakat yang diperkirakan mengalami penyakit wasir. Sayangnya, penyakit ini dikatakan dr Warsinggih masih banyak dianggap tabu oleh para penderita wasir dengan tidak melakukan konsultasi ke dokter.
“Masalah terbesar yang dihadapi saat ini, dimana pasien masih malu untuk mengonsultasikan penyakit wasir walaupun telah mengalami nyeri, pendarahan dan semua ketidaknyaman yang ditimbulkan penyakit ini” ujarnya.
Selain itu ia menambahkan, tidak sedikit pasien dan dokter yang sering menganggap keluhan dari anus berhubungan dengan hemorrhoid, akibatnya kelainan yang harusnya mendapat penanganan yang tepat dan cepat, jadi terlambat.
Dosen Bedah Digestif Departemen Ilmu Bedah FK Unhas ini juga menegaskan, kasus penyakit wasir tidak selalu berakhir dengan operasi, ada banyak alternatif dan terapi-terapi yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya secara alami.
“Dalam masa pandemi seperti saat ini, pengobatan jarak jauh sangat dianjurkan. Khusus untuk hemorrhoid tingkat satu dan dua, pengobatan dapat dilakukan dengan pengaturan diet yang bagus, olahraga dan pemberian obat-obatan jika perlu untuk pasien tanpa perlu operasi” jelas dr. Warsinggih.
Ia pun melanjutkan, jika penyakit wasir diperlukan tindakan operasi, akan bisa dilakukan walaupun dalam masa pandemi dengan catatan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan di masing-masing rumah sakit.
Di akhir pemberian materi, dr. Warsinggih menutup sesinya dengan mengingatkan seluruh peserta Round Table Meeting agar tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Untuk semua teman-teman baik yang tenaga kesehatan maupun bukan, tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan menggunakan masker untuk meredam penyebaran Covid-19” pungkasnya.
M118