Satuan Tugas Covid-19 Universitas Hasanuddin yang dibentuk beberapa waktu lalu telah melakukan serangkaian pertemuan dan koordinasi untuk membahas respon kampus dan daerah terhadap wabah Covid-19 yang menunjukkan gejala peningkatan.
Rangkaian pertemuan itu berlangsung pada Selasa (17/3) mulai pukul 15.30 Wita di Ruang Kerja Rektor, Kampus Unhas Tamalanrea Unhas.
Dalam pelaksanaannya, pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA. Turut hadir Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Unhas, Dekan dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Direktur Rumah Sakit Unhas, Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Direktur Komunikasi, serta Kepala Rumah Sakit Sayang Rakyat, dan perwakilan dari Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
Mengawali pertemuan, Rektor Unhas mengatakan bahwa melihat perkembangan penanganan Covid-19 yang menunjukkan gejala terus meningkat, maka sekarang waktunya bagi Unhas untuk turun tangan dan mengambil inisiatif berkontribusi bagi upaya mengatasi wabah secara pro-aktif.
“Penanganan wabah Covid-19 membutuhkan keterlibatan serius. Apalagi ada gejala peningkatan pasien, baik yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sulawesi Selatan. Sampai saat ini belum ada pasien positif di Sulawesi Selatan (Sulsel). Namun kita harus siap-siap jika sampai terjadi outbreak,” kata Prof Dwia dalam rilis yang diterima.
Rektor Unhas menegaskan bahwa berbagai pihak diharapkan terlibat aktif dalam menenangkan masyarakat, untuk mencegah terjadinya kepanikan. Masyarakat perlu diberi kepercayaan bahwa masalah Covid-19 ini bisa dideteksi dan bisa dilakukan penanganan pada berbagai level.
Wakil Rektor Unhas Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan, Prof dr Muh. Nasrum Massi PhD, menjelaskan bahwa Unhas memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan uji lab terhadap Covid-19, baik kesiapan sumber daya manusia maupun fasilitas.
“Unhas memiliki lab ex-NECHRI berstandar BSL-2 yang ditempatkan di RS Wahidin. Lab ini dulunya kita gunakan memeriksa SARS. Selain itu, kita juga ada fasilitas Lab HUMRC di Lantai 6 RS Unhas, yang memenuhi standar BSL-3. Kita tinggal melakukan pembenahan dan percepatan proses kontruksi yang kini sudah berjalan, lab ini siap beroperasi,” kata Prof Nasrum.
Sebagai informasi, untuk dapat melakukan uji Covid-19, standar keamanan lab yang disyaratkan adalah minimal Bio Safety Level atau BSL-2. Standar keamanan paling rendah adalah BSL-1 dan tertinggi BSL-4.
Dekan FK Unhas mengatakan bahwa saat ini, kewenangan melakukan uji Covid-19 hanya ada di Balitbang Kemenkes. Meskipun ada lembaga yang mampu melakukan uji Covid-19, namun secara legal tidak boleh melakukan pemeriksaan, kecuali ada ijin dari Kemenkes.
“Kita perlu berkoordinasi dengan Pemprov Sulsel dan melakukan langkah kolaboratif. Sambil merampungkan kesiapan fasilitas lab agar operasional seratus persen, pada saat bersamaan kita juga mengajukan izin ke Balitbang Kemenkes, agar diberikan kewenangan melakukan uji Covid-19,” kata Prof Budu.
Menanggapi hal itu, Prof Dwia segera berkoordinasi dengan Gubernur Sulsel untuk menyampaikan kesiapan Unhas, dan berkolaborasi untuk memenangkan masyarakat. Rektor juga menginstruksikan agar elemen-elemen terkait di Unhas terus bekerja sesuai porsi dan kapasitas masing-masing.
“Teman-teman di Fakultas Farmasi agar terus memproduksi hand sanitizer yang saat ini makin langka. Fakultas Kesehatan Masyarakat agar terus melakukan edukasi terkait hidup sehat untuk memotong rantai penyebaran. Direktorat Komunikasi agar mendukung dengan melakukan kampanye dan edukasi publik. Intinya, kita jaga agar masyarakat tidak panik, kita harus tunjukkan kesiapan kita,” imbau Prof Dwia.
Wandi Janwar