Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Sastra Resensi

Penyalin Cahaya, Upaya Korban Pelecehan Melawan Penindasan

24 Februari 2022
in Resensi
penyalin cahaya
Editor Risman Amala Fitra

“Menguras, Menutup, Mengubur”.

Suara musik koplo mengalun tiada henti dari pagi hingga malam, di sebuah rumah yang besar nan mewah. Seluruh anggota Teater Matahari berkumpul merayakan keberhasilan mereka yang sebentar lagi akan berangkat untuk tampil di Jepang. Semua larut dalam keseruan pesta yang dilengkapi suguhan minuman keras, tidak terkecuali Suryani.

BacaJuga

Jenaka Haru Penuh Misteri dalam Agak Laen 2

Menyelami Tradisi Gowok Melalui Perjalanan Hidup Nyi Sadikem

Besoknya, Suryani terbangun kesiangan dan tidak ingat apa yang telah terjadi semalam. Swafoto ia sedang mabuk kini tersebar di media sosial, mengakibatkan Suryani kehilangan beasiswanya. Ingkar janjinya pada ayahnya untuk tidak meminum minuman keras juga menambah hancurnya hidup Suryani.

penyalin cahaya

Itulah potongan adegan yang digambarkan dalam film Penyalin Cahaya atau dalam Bahasa Inggris, Photocopier. Film bercerita tentang Suryani, penyintas pelecahan seksual yang mencari keadilan terhadap apa yang telah dialaminya. Penyalin Cahaya merupakan film yang ditayangkan di Festival International Film Busan pada 8 Oktober 2021 dan di Netflix pada 13 Januari 2022.

Penyalin Cahaya mengisahkan mahasiswi yang telah kehilangan beasiswanya setelah swafoto dirinya saat mabuk tersebar di media sosial. Tokoh Utama, Suryani atau biasa dipanggil Sur, diperankan oleh Shenina Cinnamon.

Film dibuka dengan adegan pertunjukkan theater dengan orang-orang berdiri di samping kotak kuning yang terdapat instalasi bercak abstrak. Setelah pergelaran teater selesai, mereka sangat gembira dan senang karena pertunjukkan berjalan dengan lancar. Ditambah lagi Pihak kampus akan mensupport mereka pada pergelaran teater internasional yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang.

Suryani yang berperan mengurus situs web teater ikut datang ke pesta perayaan di rumah Rama bersama Amin, sahabat masa kecilnya. Namun, Farah menyarankan tidak datang ke pesta karena berhubung juga besoknya presentasi untuk evaluasi program beasiswa. Farah merupakan anggota Teater Matahari yang dikeluarkan karena banyak masalah.

Keesokan paginya, suryani kaget sudah berada di rumah dan bergegas ke kampus. Suryani hanya mencuci muka dan memakai baju yang digunakannya semalam. Meskipun terlambat, Suryani tetap diizinkan masuk oleh pewawancara. Para dosen tiba-tiba mengetahui perbuatan Suryani tadi malam karena melihat postingan foto suryani dalam kondisi mabuk. Akhirnya, Suryani terancam kehilangan beasiswa dan orang tuanya pun mengetahui hal tersebut.

Suryani datang ke tempat Amin  yang bekerja sebagai tukang fotokopi di kampusnya. Ia kemudian bercerita dan meminta tolong dapat tinggal ditempat Amin selama beberapa waktu serta membantunya untuk mencari orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya. Suryani masih sangat yakin bahwa ia adalah korban jahil dari salah satu Anggota Teater Matahari, dan berusaha untuk mengungkap pelakunya.

Memanfaatkan tempat Amin yang kerap dikunjungi Anggota Teater Matahari, Suryani menyadap data dari ponsel mereka yang terhubung ke komputer. Ia lalu Menyusun kronologi yang terjadi pada pesta di rumah Rama, dan menemukan berbagai kejanggalan yang membuatnya berprasangka buruk. Selain itu, semakin jauh Suryani melangkah, ia kemudian menemukan bukti yang menandakan bahwa ia telah dilecehkan. Tapi oleh siapa? Lantas mampukah Suryani membuktikan dan menemukan pelakunya?

penyalin cahaya

Film Garapan Rekata Studio dan Kaninga Pictures ini disutradai oleh Wregas Bhanuteja, pria kelahiran Yogyakarta, ia merupakan sutradara Indonesia pertama yang berhasil memenangkan perhargaan Cannes Film Festival. Berdurasi 130 menit, film ini menyajikan cerita dengan yang apik dan kompleks dari kehidupan Suryani sehingga harus seksama diperhatikan. Film ini diperuntukkan untuk usia 17+ karena mengandung sejumlah adegan sensitif.

Penyalin Cahaya sangat populer di Indonesia dan luar negeri. Ceritanya yang beralian dengan ketidak berdayaan korban pelecehan seksual yang banyak terjadi belakangan ini. Film ini juga menyindir tentang ambigunya aturan “berperilaku yang baik” dalam dunia kampus, beserta isu-isu kampus lainnya yang sangat erat dengan kehidupan mahasiswa masa kini.

Popularitas film ini juga tidak lepas dari kontroversinya. Seorang kru berinisial HP merupakan terlapor pelaku pelecehan seksual, sehingga untuk menghormati proses hukum, produser sepakat untuk menghapus nama HP dari kredit dan dokumen administrasi lainnya. Meskipun begitu, Penyalin Cahaya tetap menerima berbagai penghargaan, diantaaranya dari Festival Film Indonesia, terdaftar dalam 17 kategori penghargaan, dengan 5 sebagai nominasi, dan 12 kategori lain menjadi pemenang. Situs imdb.com Penyalin Cahaya memperoleh rating 6.9. Bagaimana denganmu, apakah kamu tertarik menonton film ini?

Safira

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Prodi Kedokteran Gigi Anak Harapkan Hasil Visitasi LAM-PTKes Memuaskan

Next Post

Prof Dadang, Ketua Senat Akademik Unhas Meninggal Dunia

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In