Pandemi Covid-19, bukan hanya memakan korban jiwa dalam jumlah yang cukup besar tetapi, juga memukul perekonomian berbagai negara termasuk Indonesia. Banyak sektor bisnis yang terpuruk bahkan bangkrut akibat dari pandemi ini. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tak luput menjadi korban dari pandemi akibat dari ketidaksiapan mayoritas pelaku UMKM dalam menghadapi Covid-19.
Meskipun berbagai cara telah dilakukan termasuk transformasi digital, namun ternyata kesiapan pelaku UMKM dengan teknologi dan konektifitas internet masih menjadi kendala. Sehingga dibutuhkan suatu sinergi dan kerja sama yang nyata antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mewujudkan transformasi digital UMKM ini.
Potensi Indonesia sebagai raksasa e-commerce dan teknologi digital dimasa yang akan datang tetaplah sangat besar. Hal ini disebabkan penduduk Indonesia, mayoritas merupakan generasi milenial dan gen Z, generasi yang melek teknologi dan pengguna aktif media sosial. Menurut Emarketer, jumlah pengguna smartphone di Indonesia pada 2018, mencapai 100 juta orang. Jumlah sangat besar dan membuat pasar UMKM digital tetap menjanjikan dimasa yang akan datang.
Pada masa pandemi, diketahui jumlah konsumen e-commerce semakin meningkat, Covid-19 juga mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih digital. Sehingga diperkirakan setelah pandemi ini berlalu, gaya hidup digital masih akan tetap berlangsung. Sehingga transformasi UMKM menjadi digital UMKM merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh kita semua. Hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan teknologi di seluruh dunia utamanya negara maju.
Era industri 4.0 akan digantikan dengan era society 5.0. Perubahan ini perlu disikapi Indonesia dengan lebih bijak dan tenang. Bukan berarti santai-santai, dalam hal ini perlu menyeimbangi perubahan di era society 5.0 ini dengan mempersiapkan segala aspek yang bersinggungan dengan society 5.0, seperti lingkungan, teknologi, dan manusianya.
Sebelum semakin melangkah mengenai peran UMKM di era society 5.0, sebaiknya kita mengenal lebih dekat tentang era society 5.0. Istilah society 5.0 pada awalnya dicetuskan oleh negara Jepang dan telah dimulai sejak tahun 2019. Meski demikian society 5.0 bukan hanya akan berlaku di negara matahari terbit ini, melainkan akan merambat ke seluruh penjuru dunia meskipun dengan istilah yang berbeda beda.
Pemerintah Jepang mendefinisikan society 5.0 yaitu masyarakat yang terpusat pada manusia dimana dapat menyeimbangkan antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial menggunakan sistem yang mengintegrasikan dunia maya dan fisik (COJG, 2019). Oleh karena itu, sebelum society 5.0, tentunya ada era kehidupan bermasyarakat sebelumnya.
Menurut Fukuyama ada beberapa tahapan masyarakat atau society berdasarkan sejarah manusia. Dimulai dari Society 1.0 yang didefinisikan sebagai kelompok orang yang berkumpul dan berburu, kemudian berdampingan secara harmonis dengan alam.
Society 2.0 membentuk kelompok berdasarkan budidaya pertanian, peningkatan organisasi dan pembangunan bangsa, dimulai dari 13.000 sebelum masehi. Society 3.0 adalah masyarakat yang mempromosikan industrialisasi melalui revolusi industri 1.0, dimulai dari akhir abad ke-18.
Society 4.0 adalah masyarakat informasi yang menyadari peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tidak berwujud sebagai jaringan informasi, dimulai dari pertengahan abad ke-20. Akhirnya society 5.0 yang dimulai di Jepang sejak tahun 2019, dimana bertujuan membuat masyarakat informasi yang dibangun sejak society 4.0, menjadi masyarakat yang lebih makmur.
Kelebihan society 5.0 dibandingkan era sebelumnya adalah, adanya nilai baru yang menghilangkan kesenjangan dari segi regional, bahasa, agama, usia, dan jenis kelamin. Nilai baru ini tercipta dari inovasi-inovasi baru yang terwujud dalam bentuk produk dan pelayanan. Oleh karena itu, teknologi memegang peranan penting dalam era society 5.0 ini.
Dalam hal ini teknologi akan hidup berdampingan dengan masyarakat dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di era ini. Pada era society 5.0 akan berkembang teknologi big data, Internet of Things, kecerdasan buatan, drone, robotika, dan augmentic reality.
Teknologi ini yang dulunya hanya terpakai di kalangan industri akan membaur dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh akan adanya smart home, mobil tanpa sopir, drone pengantar barang atau makanan, ruang kelas daring yang lebih interaktif, dan sebagainya. Tujuan dari society 5.0 membuat manusia lebih makmur, membantu produktifitas manusia dengan teknologi sehingga manusia lebih mudah menikmati hidup.
Na bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadap era society 5.0. Dalam hal ini, Indonesia tidak menutup diri dari perubahan yang berasal dari luar selama perubahan itu mengarah ke arah yang positif. Namun seperti yang kita ketahui, era industri 4.0 di Indonesia belum selesai, dan juga adanya pandemi yang datang secara tiba-tiba. Hal ini tidak seharusnya menjadi hambatan bagi kita mencapai kemajuan seperti halnya negara-negara lain di dunia. Bahkan sebenarnya perubahan ini akan membuat kita lebih siap menghadapi tantangan zaman dan musibah yang mungkin datang secara tiba-tiba seperti halnya virus corona ini.
Dalam hal ini, kesiapan Indonesia dalam menghadapi era society 5.0, ditentukan oleh kerja sama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, industri, peneliti, dan masyarakat secara umum.
Selain daripada itu, sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang juga cukup penting di era society 5.0. Pada saat ini UMKM yang telah bertransformasi ke arah digital terhitung masih sedikit yaitu sekitar 16 persen dari seluruh UMKM yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesiapan masyarakat terhadap penggunaan teknologi yang tergolong masih rendah dan konektifitas internet yang belum tersedia di semua tempat.
Oleh karena itu, perlu persiapan yang dilakukan bangsa ini untuk mewujudkan UMKM yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga dibutuhkan kerja sama dari pemerintah, pelaku usaha UMKM dan masyarakat umum sebagai konsumen. Dalam hal ini perlu adanya sosialisasi dan pelatihan terhadap pelaku UMKM yang belum memahami mengenai digitalisasi UMKM selain pemenuhan infrastruktur teknologi yang belum tersedia.
Meski demikian, e-commerce termasuk didalamnya para UMKM digital ini telah memberikan transaksi ekonomi digital sebesar US$32 miliar ke negara ini pada tahun 2020, dan diprediksi akan meningkat menjadi US$83 miliar pada tahun 2025. Sehingga digitalisasi UMKM merupakan sebuah bentuk investasi yang cukup besar untuk negara maupun masyarakat umum di masa yang akan datang.
Pemanfaatan aplikasi internet seperti media sosial, Grab, Gojek, Tokopedia, website, Zoom, Google meet, merupakan media yang cukup bermanfaat untuk masyarakat UMKM. Penggunaan drone antar kota yang diprediksi akan tiba di era society 5.0 akan makin mempermudah masyarakat UMKM terutama didaerah dalam menjalankan usahanya.
Sehingga kesiapan masyarakat UMKM khususnya dalam menghadapi perubahan di era ini sangat diharapkan. Salah satu proyek pengabdian internal Unhas tahun 2021, turut membina dua UMKM di Makassar dan Enrekang untuk bertransformasi menjadi UMKM digital. Program pengabdian ini bertujuan mensosialisasikan sistem digitalisasi UMKM dalam menghadapi pandemi dan era society 5.0.
Program ini membuat dua buah website untuk UMKM ini yaitu Sulawesi Tora Bika Cofee dan Bale Pallu Mara Penja the Food from Makassar. Kedua website bisnis ini bertujuan untuk membantu UMKM yang memproduksi ikan tradisional pallumara dan penja yang berlokasi di Makassar. UMKM yang lainnya berlokasi di Enrekang dan memproduksi kopi Torbika yang ditanam di kebun mereka sendiri.
Demikian gambaran mengenai transformasi dan peran UMKM di era society 5.0, semoga bisa menjadi inspirasi dan dorongan bagi kita semua dalam berusaha dan berkarya di masa kini dan yang akan datang. Wassalam.
Penulis Hasnawiya Hasan ST Men Sc
Dosen Prodi Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik Unhas