Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (HUMANIS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas gelar diskusi ilmiah bertajuk “Kebijakan Pemerintah Terhadap Penolakan Vaksinasi di Kalangan Masyarakat Indonesia”, Kamis (28/01). Kegiatan yang dimoderatori oleh Ahmad Dyandi Prilasandi ini berlangsung melalui Zoom Meeting.
Selaku pemateri, Erika Nurul Sulistyani S menjelaskan, keraguan masyarakat terhadap vaksinasi adalah hal yang wajar. “Pandemi maupun vaksin adalah sesuatu yang masih baru, fenomena penolakan vaksinasi itu sendiri pun terjadi jauh sebelum pandemi Covid-19,” ujarnya.
Perlu diketahui, vaksin Covid-19 dari produsen Sinovac asal Cina yang akan disebarkan aman dan halal. Kandungan dari vaksin ini sudah dimatikan oleh inactivate virus, bukan virus hidup maupun dilemahkan. “Vaksin tersebut juga telah lulus uji klinis dan evaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sinovac tidak mengandung boraks, formalin, merkuri, dan pengawet lainnya,” papar Erika.
Lebih lanjut, pemerintah mengusahakan program vaksinasi tanpa biaya. Terbukti, presentase jumlah responden yang bersedia divaksin naik menjadi 53,4%.
Selain itu, pemerintah juga menggalakkan edukasi dan kampanye vaksin bagi masyarakat. Sebagai salah satu interferensi medis, vaksin dapat melindungi diri dari virus Covid-19. “Dengan program vaksinasi, masyarakat juga dapat mengambil bagian dalam melindungi diri sendiri dan negaranya,” tegas Erika.
Informasi terkait vaksin penting diketahui akibat penyebaran informasi yang tidak benar (hoaks) di media sosial. Lebih lanjut, Erika memaparkan beberapa contoh kasus hoaks. “Salah satunya informasi seputar vaksin pada program vaksinasi yang ditujukan sebagai uji klinis. Berita resmi dapat diunggah di akun resmi Covid-19,” imbaunya.
Setelah pemberian materi, dilakukan sesi tanya jawab sekaligus sharing. Pemateri mengajak peserta untuk berbagi pendapat maupun pengalaman mengenai program vaksinasi pemerintah.
“Kesimpulannya, dibutuhkan partisipasi masyarakat terhadap kebijakan tersebut. Namun yang terpenting, jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar,” tutup Ahmad selaku moderator.
M206