Diundang mengulik isu dinamika konflik Israel-Palestina, Dosen Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas), Supratman SS MA PhD hadir sebagai pembicara dalam Bazar Dialog Himpunan Mahasiswa Sastra Asia Barat (Himab) Keluarga Mahasiswa (KM) FIB Unhas. Kegiatan berlangsung di NAF. Space, Rabu (09/10).
Pada kesempatannya, Supratman menyampaikan, diskusi terkait konflik Israel dan Palestina merupakan isu yang sangat penting dan aktual. Menurutnya, hal itu menentukan peradaban manusia ke depannya.
“Mahasiswa perlu mengawal isu ini. Mengapa demikian? Karena isu ini sudah berpuluh-puluh tahun terjadi, tapi tidak terselesaikan, oleh karena itu perlu untuk dikawal,” tutur Supratman.
Memperingati Badai Al-Aqsa yang melanda Gaza 7 Oktober tahun lalu, Supratman berharap kesadaran ini menjadi titik terang terhadap penyelesaian antara konflik Palestina dan Gaza. Ia menyebutkan, masyarakat global bahkan sudah ikut andil dalam konflik dan itu yang menandakan umat manusia sudah bangkit. Dari sisi lain, kita juga dapat melihat universitas terkemuka dunia sudah turun secara bergelombang.
“Demonstrasi itu menjadi bentuk protes terhadap tindakan genosida di Palestina, bahwa mereka menganggap isu ini bukan lagi peristiwa yang berkenaan dengan suku, melainkan menjadi isu kemanusiaan,” ujarnya.
Keikutsertaan masyarakat internasional melahirkan kesadaran positif terhadap perbedaan agama maupun mahzab. Ia mengatakan, saat ini agama dan fikih sudah dipandang secara substansi.
“Mereka memandang bahwa mereka punya kesamaan dalam isu-isu universal, misalnya menginginkan perdamaian semua masyarakat terhadap isu di Palestina. Jadi, di sinilah poin penting dari peristiwa ini dapat lebih mengedepankan persaudaraan dalam melawan isu-isu kemanusiaan,” tuturnya.
Ismail Basri