Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Himapem) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Bedah Tokoh dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional dengan tema “Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional”, di Pusat Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas, Kamis (11/11).
Kegiatan ini menghadirkan dua pemantik yakni, Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, Wahyudi dan Muh. Nur Adnan.
Ketua Koskip Himapem, Andi Muh. Zaky Fadla, mengatakan dalam wawancaranya, tujuan dilakukannya kegiatan ini yakni untuk mewadahi pengkajian atau ruang-ruang diskusi terkait Ilmu Pemerintahan. “Mau dalam bentuk topik keilmuan, fenomena, ataupun peringatan Hari Besar yang terkait pemerintahan,” tuturnya, Kamis (11/11).
Zaky mengungkapkan, pokok pembahasan yang disampaikan Wahyudi terkait syarat seseorang ditetapkan menjadi pahlawan nasional berdasarkan undang-undang yang berlaku seperti UU Nomor 20 tahun 2009 dan Permensos No. 15 Tahun 2012.
“Wahyudi juga menyinggung terkait bagaimana melihat Track Record dan Kebijakan Soeharto yang diwacanakan sebagai Pahlawan Nasional. Sedangkan Adnan sendiri membahas tentang Sejarah 10 November sebagai hari Pahlawan Nasional,” ungkap Zaky.
Lebih lanjut, Zaky menjelaskan dua indikator yang menjadi alasan pengkajian itu digelar. “Pertama, Bagaimana melihat Hari Pahlawan ini dari segi Ilmu Pemerintahan. Dimana sebagai Lembaga Keilmuan mengkaji Ilmu Pemerintahan tersebut. Kedua, lebih ke pewacanaan di masyarakat mengenai pengusulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional,” ucap Zaky.
Zaky berharap dengan diadakan kegiatan seperti ini dapat mempengaruhi pola pikir dalam bertindak.
“Semoga ke depannya orang-orang lebih interaktif lagi dalam diskusi sebagai pengembangan keilmuan dan lebih tertarik membahas fenomena pemerintahan. Paling jauh dapat mempengaruhi pola pikir dalam bertindak,” kata Zaky.
Andi Aulya Valma Basyuni