Jumat, 5 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Bundel

Perjuangan Kehutanan Unhas Menjadi Fakultas

11 November 2025
in Bundel
Halaman berita utama dari terbitan identitas edisi Awal November 2005 dengan judul "Kehutanan Punya Rumah Baru". Foto: Arsip identitas

Halaman berita utama dari terbitan identitas edisi Awal November 2005 dengan judul "Kehutanan Punya Rumah Baru". Foto: Arsip identitas

Editor Muhammad Nur Ilham

Jurusan Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) dulunya merupakan salah satu jurusan yang didirikan di Fakultas Pertanian pada 1963. Jurusan ini dibuka atas kerja sama dengan Fakultas Pertanian di Universitas Indonesia yang kini dikenal dengan Institut Pertanian Bogor. 

Jurusan Kehutanan Unhas telah menempuh perjalanan panjang sebelum akhirnya berdiri sendiri sebagai fakultas. Perjalanan ini dimulai sejak 1998 dan mencapai puncaknya pada 2007 saat diresmikan menjadi fakultas yang berdiri sendiri. Namun, perjalanan tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak dinamika internal dan eksternal yang mewarnai langkah mereka menuju keberhasilan ini.

BacaJuga

Jatuh Bangun Pendanaan PKM Unhas

Lika-Liku Persma dalam Catatan identitas

Sejak semester akhir 2004/2005, Jurusan Kehutanan Unhas memindahkan kegiatan perkuliahan mahasiswa ke gedung baru yang terletak di Desa Kera-Kera, yang dikenal dengan nama Perkuliahan Kehutanan (PH). Gedung ini dibangun dari dana swadaya dosen serta dana renovasi dan menjadi tempat eksklusif bagi mahasiswa kehutanan Unhas. 

Keputusan ini menimbulkan tanda tanya di kalangan mahasiswa. Irene, salah seorang mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Hutan, kala itu mengatakan dirinya tidak memiliki kesempatan bergaul dengan mahasiswa dari fakultas lain selama kuliah di PH.

“Pemindahan ini mungkin bisa dikatakan bagian dari rencana kehutanan untuk berdiri sendiri menjadi fakultas yang terpisah dari pertanian,” jelasnya.

Ketua Sylva Kehutanan PC Unhas saat itu, Ismail, juga menilai pemindahan ini adalah bukti keseriusan jurusan untuk menjadi fakultas mandiri. Apalagi, salah satu syarat pendirian fakultas adalah memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

“Hal ini dapat menjadi indikasi kalau kehutanan memang serius ingin menjadi fakultas yang lepas dari pertanian,” ungkapnya.

Menurut Ketua Jurusan Kehutanan kala itu, Drs Syamsul Alam MS, keinginan untuk pisah dari Fapertahut sebenarnya telah muncul sejak 1998, namun upaya yang diajukan ke Senat Unhas kala itu tidak membuahkan hasil. Meski begitu, keteguhan hati para mahasiswa dan dosen Kehutanan Unhas masih terjaga. Mereka terus berjuang agar Jurusan Kehutanan mendapat pengakuan yang lebih sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Aspirasi tersebut semakin menguat beberapa tahun berikutnya. Ketidakpuasan terhadap representasi mereka dalam lembaga kemahasiswaan fakultas menjadi pemicu utama. Mahasiswa kehutanan merasa bahwa kepentingan mereka kurang terakomodasi. Sehingga pada 2001, mereka membentuk senat mahasiswa sendiri sebagai bentuk protes dan pernyataan sikap.

Pembentukan senat ini mendapat respons beragam. Ketua Jurusan Kehutanan, Ir Anwar Umar, menyatakan bahwa keberadaan senat di tingkat jurusan hanya dapat dibenarkan jika Kehutanan telah menjadi fakultas.

Sementara itu, Dekan Fapertahut saat itu, Prof Dr Ir Ambo Ala MS, menilai langkah tersebut sebagai pelanggaran terhadap aturan kelembagaan. Dalam sistem akademik Unhas, fakultas memiliki senat, sedangkan jurusan hanya memiliki himpunan mahasiswa. 

“Pembentukan senat kehutanan ini berarti sudah di luar jalur dan tentunya tidak dapat ditolerir lagi,” tegasnya.

Meski tidak mendapat pengakuan resmi, mahasiswa kehutanan tetap memperjuangkan aspirasi mereka. Mereka berpegang pada fakta bahwa jurusan ini telah memiliki jumlah mahasiswa yang cukup besar, 38 dosen, serta tiga guru besar pada saat itu. 

Dengan sumber daya manusia yang memadai dan akreditasi B yang telah diraih, mereka merasa bahwa sudah waktunya Kehutanan berdiri sebagai fakultas mandiri.

Perjuangan panjang mahasiswa dan dosen akhirnya membuahkan hasil. Pada Desember 2006, kabar gembira datang di tengah pelaksanaan ujian akhir mahasiswa kehutanan. Seorang dosen mengabarkan bahwa Surat Keputusan (SK) dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) tentang status Fakultas Kehutanan telah terbit, meskipun Ketua Jurusan Kehutanan masih berada di Jakarta untuk mengurus administrasi lebih lanjut. 

Riuh sorakan mahasiswa memenuhi ruangan ujian. Berbagai karangan bunga dan ucapan selamat mulai berdatangan. Usaha yang telah dirintis selama satu dekade akhirnya berbuah manis.

Sebagai fakultas baru, tantangan selanjutnya adalah membangun sistem birokrasi yang stabil. Rektor Unhas kemudian menunjuk Penanggung Jawab Sementara (PJS) untuk memimpin Fakultas Kehutanan hingga pemilihan dekan Fakultas Kehutanan dilakukan. Meskipun telah berpisah, beberapa fasilitas masih digunakan bersama dengan Fapertahut, seperti Lecture Theater dan beberapa ruang perkuliahan lainnya.

Dr Ir Mus Rizal MSc yang telah mengabdi selama lima belas tahun sebagai Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, kala itu mengungkapkan dengan perubahan status baru, berbagai program cerdas akan segera dikembangkan. Ia menekankan bahwa perubahan ini bukan hanya sekadar pergantian nama dan status, tetapi juga transformasi secara keseluruhan.

Rika Sartika

Tags: Diktifakultas baruFapertaFapertahutKehutananMahasiswapertanianUnhasUniversitas Hasanuddin
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Dosen University of Amsterdam Soroti Isu Iklim dalam Kuliah Tamu FKM Unhas

Next Post

Infografis: Waspada Maag saat Kuliah

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In