Triangel Peper Clinic bekerja sama dengan Badan Pengurus Harian Keluarga Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (BPH Kemajik FIKP) Unhas menggelar Webinar Pelatihan dan Penulisan Ilmiah. Kegiatan yang bertajuk “ Menulis Ilmiah, Pembuka Pintu Wawasan Dunia” tersebut berlangsung melalui Zoom Meeting, Rabu (18/8).
Kegiatan ini menghadirkan Direktur Public Managemen Center Unhas, Prof Ir Arsyad, dosen Kelautan Unhas, Dr Widyastuti Umar dan dosen Matematika Unhas, Didi Haryono S Si.
Webinar dimulai dengan pemaparan materi Persoalan Fundamental Karya Ilmiah oleh Prof Arsyad. Dalam pemaparannya, beliau mengatakan, publikasi tidak dapat dihindari oleh kalangan akademisi. Publikasi ilmiah dapat menjadi komunikasi sains dan mendiseminasi hasil hasil penelitian sehingga bermanfaat terhadap masyarakat.
“Publikasi tidak dapat dihindari karena untuk lulus magister, harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional. Jika Anda seorang dosen atau peneliti dan Anda tidak punya publikasi, itu artinya Anda tidak berhasil melakukan science communication,” papar Prof Arsyad.
Dalam penulisan ilmiah, ada beberapa persoalan fundamental yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah bahan baku untuk publikasi. Kualitas bahan baku sangat menentukan kualitas tulisan.
“Kita tidak dapat menulis dengan baik jika raw material tidak bagus. Pengalaman saya di beberapa jurnal bereputasi tinggi itu membutuhkan riset kualitas tinggi,” jelas Prof Arsyad.
Persoalan fundamental lainnya adalah susunan dan konversi manuskrip, data konstruksi dan analisis dan supporting instrument dalam analisis. Supporting analisis perlu diperhatikan dengan baik. Semakin tinggi level jurnal tujuan, makin tinggi pula level kualitas assesmennya.
“Rumusnya adalah jika kamu berharap pada jurnal yang levelnya tinggi maka kamu harus siap menghadapi reviewer yang sangat ketat. Jadi nanti hati- hati dalam menggunakan supporting instrument,” paparnya.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah rambu- rambu jurnal tujuan, harus memperhatikan gaya dari media publikasi tujuan. Tidak hanya itu, penulis yang ingin punya publikasi ilmiah harus memiliki keterampilan bagaimana merespon reviewer.
“Kadang kala setelah kita mensubmit manuskrip ke jurnal tertentu, dia akan diinisial review oleh editorial board dari jurnal. Nanti setelah editorial board mengatakan iya baru dikirim ke reviwer. Jadi mohon sangat berhati- hati dalam merespon reviewer, pahami dengan baik,” tegas Prof Arsyad.
Irma