Unhas mengadakan Brunch Talk ke-52 betemakan “Unhas dalam Perspektif Gender dan Demografi”, Selasa (5/1). Kegiatan yang mengundang Kepala Puslitbang Kependudukan dan Gender Unhas, Prof Dr Rabina Yunus, MSi sebagai narasumber ini berlangsung daring melalui Live Instagram.
Rabina menyampaikan, ketimpangan gender yang membuat perempuan selalu dinomorduakan adalah alasan mengapa tema ini penting dibahas. “Kita mengerti, budaya patriarki di Indonesia bermakna perempuan harus selalu menjadi nomor dua. Tapi, jangan katakan bahwa perempuan diciptakan sebagai alas kaki di pagi hari dan alas tidur di malam hari,” tegasnya.
Rabina menambahkan, laki-laki dan perempuan diciptakan sama dengan kodrat sebagai pembeda. “Meski memiliki fungsi yang sama, bukan berarti fungsi perempuan harus sama dengan laki-laki. Minimal harus setara, semua yang bisa kita lakukan perlu dibudayakan dengan pengertian gender,” ucapnya.
Lebih lanjut, wanita berkerudung ini menyampaikan, persoalan gender sebagai rekonstruksional di tengah masyarakat tidak hanya membahas kesetaraan laki-laki dan perempuan. “Persoalan gender jangan dianggap sekedar menyetarakan perempuan dan laki-laki. Namun, bagaimana kita membangun satu negara dengan melibatkan keduanya dengan kedudukan yang sama di dunia ini,” tutupnya.
M214