Data Buku:
Judul: I Want to Die but I Want to Eat Topokki
Penulis: Baek Se Hee
Tebal: 19 cm (236 halaman)
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun terbit: 2018
“Hal yang paling penting adalah perasaan senang dan gembira dari dalam diri Anda, tidak peduli apa yang orang lain pikir atau katakan. Saya harap Anda bisa memenuhi keinginan diri Anda terlebih dahulu tanpa memikirkan apa yang dilihat oleh orang lain.”
Beberapa orang pernah melalui pikiran berlebih (overthinking) atau bahkan selalu overthinking. Ketika seseorang memikirkan sesuatu secara berlebihan, itulah overthinking. Hal-hal yang dapat diabaikan, malah dipikir terus-menerus. Saat waktu istirahat pun, bukannya memanfaatkannya dengan baik untuk memperistirahatkan raga dan pikiran, malah memaksakan pikiran untuk mengulas kembali apakah tindakan atau sikap yang dilakukan tadi sudah tepat atau belum. Orang yang overthinking dalam kondisi tertentu bahkan mempercayai apa yang mereka pikirkan, seolah-olah hal itu benar-benar terjadi.
Begitulah gambaran topik yang dibahas dalam buku I Want to Die but I Want to Eat Topokki karya Baek Se Hee. Singkatnya, buku ini merupakan catatan pengobatan Baek Se Hee yang menderita penyakit Distimia selama 10 tahun. Distimia merupakan kondisi di mana suasana hati rendah yang terjadi minimal dua tahun, bersama minimal dua gejala lain dari depresi.
Buku bergenre nonfiksi dan psikologi ini terdiri dari 12 bab yang berisikan percakapan penulis dengan psikolog. Penulis menuliskan di bukunya bahwa apa yang ia curahkan adalah pemikiran-pemikiran yang bahkan beberapa diantaranya ekstrem dan terkesan suram. Ia selalu merasa khawatir terhadap interaksinya dengan orang-orang.
Ucapan, gestur tubuh, dan mimik muka dapat menjadi penilaian oleh lawan bicara atau orang-orang. “Hell is other people’s” dari Sartre mungkin tepat untuk menggambarkan pengaruh sosial terhadap seseorang, karena nilai-nilai (standar sosial) dapat membuat orang tidak bertindak atau bersikap sesuai kemauannya sendiri karena keberadaan orang lain.
Penilaian orang dapat membuat kepercayaan diri menurun. Penilaian berdasarkan penampilan fisik misalnya, perkataan orang dapat membuat insecure, inilah yang dirasakan See hee dalam bukunya. Penilaian terkadang menjadi beban, menghasilkan efek pesimis, dan merendahkan diri.
Untuk menghindari efek-efek tersebut, seseorang perlu penilaian secara multidimensional. Ada banyak sudut pandang lain untuk menilai seseorang. Selain itu, meningkatkan kepercayaan diri dan berpendirian kuat dapat membuat penilaian orang lain tidak berefek negatif kepada diri sendiri. Terkadang, bersikap bodo amat dan buat orang lain menilai sesukanya dibutuhkan untuk menghindari overthinking.
Buku yang pernah menjadi best seller di Korea Selatan ini menerangkan bahwa penilaian tidak hanya dari orang lain kepada diri, tetapi penilaian dari diri kepada diri sendiri. Coba bayangkan diri kamu yang lalu dengan diri yang sekarang? Apakah pencapaian atau perkembanganmu tidak berarti? Jadi, jika muncul perasaan membandingkan diri dengan orang lain, maka cobalah membandingkan dirimu yang dulu dengan dirimu yang sekarang terlebih dahulu. Berikan pengakuan dan apresiasi terhadap apa yang dimiliki sekarang.
Overthinking menunjukkan pikiran seseorang itulah yang buat dia menderita (mind is a prison), padahal mengkhawatirkan diri ke diri sendiri terkadang tidak diperlukan. Yang penting adalah cara menerima dan menyikapi sesuatu. Tidak perlu memikirkan alasan, maksud tersembunyi, dan perasaan diobjekkan, tetapi cobalah berpikir bahwa orang tersebut menghargai, menerima, dan merasa nyaman ketika berkontak denganmu.
Buku self-development ini dapat menjadi solusi cara berpikir ketika pikiran lagi mampet karena tekanan sosial atau tekanan internal dari diri. Ketika depresi melanda, Baek Se Hee yang dilanda overthinking karena hal-hal kecil, mampu melawan dengan hal-hal yang kecil pula. Salah satunya adalah keinginan untuk menyantap Topoki
Penyajian tulisan yang unik dan berupa tanya jawab antara pasien dan psikolog yang saat dibaca seolah-olah pembaca yang berkonsultasi langsung. Buku ini memuat beberapa istilah psikologi yang dijelaskan definisi, gejala, dan perilaku yang mencontohkan istilah tersebut. Jadi, pembaca dapat mengetahui seperti apa yang dirasakan saat didiagnosa seperti itu.
Andi Audia Faiza Nazli Irfan