“Kenapa sih yang good looking yang selalu dipilih?”
Berbicara mengenai good looking apakah Sobat Iden pernah merasa insecure dengan orang yang good looking? Sebenarnya apa sih itu insecure ? Insecure adalah ketidakamanan yang disebabkan kurangnya kepercayaan diri dan kecemasan terhadap sesuatu. Setiap membuka media sosial, perasaan tersebut sering kali muncul saat melihat orang-orang yang mungkin “lebih” dari kita, baik secara penampilan, materi, bahkan fisiknya. Mungkin kita tidak sadar bahwa kita adalah makhluk paling sempurna di mata sang pencipta. Come on guys! Kita tak perlu insecure dengan diri kita sendiri, jangan menjadi pengecut yang membenci diri sendiri.
Buku yang bergenre Self Improvement berjudul : Insecurity is My Middle Name ini merupakan karya dari penulis best seller Alvi Syahrin. Melihat dari judulnya mungkin kita sudah tahu gambaran dari isi buku tersebut. Kamu akan diajak untuk mengubah pola pikirnya yang awalnya tidak percaya pada diri sendiri menjadi lebih percaya diri. Orang yang berada di titik terendah sekalipun akan terhipnotis dan mulai bangkit dengan versi dirinya yang baru.
Terkadang yang membuat kita insecure adalah lingkungan, keluarga, maupun orang terdekat kita yang selalu menjadikan kita bahan perbandingan karena perberbedaan. Pendidikan menjadi salah satu hal yang kerap kali menjadi bahan perbandingan. Misalnya ketika kita dibandingkan dengan anak yang menang olimpiade matematika. Barangkali kita tak pandai dalam pelajaran matematika, tapi kita pasti memiliki suatu keahlian tertentu di bidang lainnya. Buku ini mengajarkan kita untuk berjuang di jalan kita sendiri.
Penilaian orang terkait kemampuan kita tentu mempengaruhi rasa kepercayaan diri yang ada dalam diri kita. Namun, penilaian orang lain tentu bukan menjadi standar kebenaran yang harus selalu kita ikuti. Kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan juga dapat menjadi kelebihan yang bisa menginspirasi banyak orang. Di buku ini mengajarkan kita bahwa kehidupan ini bukan hanya tentang keindahan fisik. Lebih dari itu, hidup ini mengajarkan bahwa menjadi inspirasi bagi orang lain juga dapat disebut sebagai keindahan diri.
Kita terlalu sibuk memperindah diri kita menjadi yang terbaik di mata orang lain, dengan good looking apa yang kita harapkan? Kita tidak perlu merasa begitu rendah karena kita tidak menarik di mata orang lain, mengutip sebuah hadits dalam buku ini “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian” (HR. Muslim). Jadi jangan khawatir jika dirimu tak sesuai dengan standar orang lain yang melihatmu. Mungkin saja ia keliru terhadap penilaiannya namanya saja manusia sosok yang selalu butuh validasi. Ingat hadist tadi? Jangan berfokus kepada penilaian manusia. Mari ubah fokus itu menjadi standar sang pencipta, mungkin saja kita dipandang sebelah mata oleh manusia, tetapi kita dipandang luar biasa oleh-Nya. Mulai sekarang yuk ubah fokusmu!
Tiap lembaran di buku ini akan mengembalikan kepercayaan diri para pembaca, membuat pembaca larut dalam untaian kata semangat, motivasi, dan sisi lain di balik kata insecure. Buku ini akan membuka pikiran pembaca dengan mengulas pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya tak memiliki jawaban.
“kalau aku percaya pada insecurity-ku yang berkata buruk tentang tulisanku, mungkin buku ini nggak pernah ada, dan kamu nggak akan pernah membaca buku ini. Begitu juga kamu. Kalau kamu terlalu percaya insecurity mu, orang-orang nggak akan pernah melihat buku yang seharusnya berjejer di rak best-seller, karena menginspirasi begitu banyak orang sebab mungkin,kamulah penulis berbakat itu,” tulis Alvi Syahrin di halaman 248-249.
Setiap orang memiliki tingkat insecure masing-masing yang menurutnya tak bisa dihilangkan jika tak menjadi sama persis dengan yang dia inginkan. Padahal ada banyak kelebihan dalam dirinya yang terbuang sia-sia hanya karena insecure yang berlebihan, buku ini seakan mendorong kita untuk menghilangkan insecure kita yang berlebihan kepada seseorang. Mulai dari sekarang mari kenali dirimu, lihat potensi yang ada pada dirimu jangan dengarkan perkataan orang terhadapmu ubah fokusmu dan lebih banyak bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan kepadamu.
Adrian