Setelah masa pandemi Covid-19 berakhir, terdapat berbagai macam aktivitas yang tertunda. Terutama hal-hal yang berhubungan dengan kerumunan dan interaksi bersama orang lain. Salah satunya adalah pelaksanaan konser musik. Konser sendiri merupakan sebuah pertunjukan musik yang dilakukan oleh seorang penyanyi dan biasanya membawakan lagu-lagu hits di depan para penonton.
Di Indonesia, satu per satu acara konser musik kembali mulai membanjiri tanah air. Media sosial ramai dengan pengumuman konser musik, baik artis nasional maupun internasional. Hal ini tentu mengundang daya tarik masyarakat, pasalnya banyak orang merindukan dan menginginkan pengalaman mendengarkan musik secara langsung.
Konser sederhananya hanya sebuah pertunjukan musik biasa. Tetapi untuk sebagian orang, konser merupakan wadah untuk melepas penat. Energi yang dirasakan saat konser dapat memberikan perasaan gembira. Tak hanya itu, ketika mendengarkan lagu-lagu favorit secara langsung, seseorang dapat meningkatkan suasana hatinya.
Bagi seorang fans, perasaan bersemangat akan memuncak ketika mengetahui jika artis yang sangat disukainya akan mengadakan konser, terutama artis yang berasal dari luar negeri. Biasanya, para penggemar bahkan mempersiapkan tabungan khusus dan persiapan yang matang untuk menonton idolanya secara langsung.
Hal ini terjadi pada pengalaman penulis saat menonton salah satu konser grup asal Korea Selatan bernama Enhypen. Saat tiba lokasi konser, seketika rasa ceria benar-benar meluap yang bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Di sana, para fans saling bercengkrama membahas tentang anggota grup kesukaan, membagikan hadiah gratis, dan mengenakan outfit hingga make-up yang keren sebagai bentuk ekspresi diri.
Ketika konser dimulai, para fans akan merekam momen keseruan yang berlangsung selama 3-4 jam. Lagu-lagu yang biasanya hanya didengar melalui platform online, kini dibawakan langsung oleh penyanyi aslinya. Konser tersebut sangat dinikmati dengan bernyanyi bersama, melompat mengikuti iringan musik, hingga berbagai macam teriakan kocak saat memanggil nama idolanya. Antusiasme inilah yang jarang ditemui di tempat dan suasana lain.
Nyatanya, efek konser tidak hanya terjadi pada berlangsungnya acara, tetapi juga berpengaruh setelah konser selesai. Saat lagu terakhir dibawakan dan artis yang berpamitan di atas panggung, ada perasaan sedih yang muncul begitu saja.
Hal inilah yang disebut dengan Post-Concert Depression (PCD). Dikutip dari Medical News Today, fenomena PCD adalah kondisi di mana seseorang merasakan kekosongan dan hampa setelah menonton konser.
Jika dibandingkan saat konser berlangsung, tak sedikit ekspresi wajah para fans yang terlihat memelas dan tidak seantusias sebelumnya. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menangis yang mungkin bagi sebagian orang merasa hal ini terkesan berlebihan.
Meskipun PCD bukanlah kondisi yang berhubungan dengan medis, fenomena ini cukup lumrah terjadi setelah menonton konser. Euforianya dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia dan terkadang merasakan nostalgia. Ada perasaan seperti terhubung dengan artis dan fans lain bak menciptakan ikatan emosional yang kuat.
Hanya saja, setelah kembali ke dunia nyata, mereka sering menjadi orang yang melankolis karena dihantui perasaan sedih dan hampanya. Efek buruknya, ada yang kehilangan semangat dalam menjalani kesehariannya sehingga sering merasa tidak fokus. Beberapa orang mungkin mengalami kecemasan tentang kapan mereka bisa merasakan kebahagiaan serupa lagi.
Namun, PCD ini hanya bersifat sementara, artinya bagi yang pernah mengalaminya harus mengetahui segera bagaimana cara agar dapat mengontrol jika mengalami gejala tersebut. Tentu kembali lagi kepada pribadi masing-masing agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan, dan yakin bahwa konser itu hanyalah salah satu dari kebahagiaan yang akan datang selanjutnya.
Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisa mengontrol PCD tersebut, yaitu berinteraksi dengan teman atau keluarga. Menceritakan pengalaman menyenangkan saat konser berlangsung, maka sama saja dengan menebarkan kebahagiaan baru lagi. Sehingga rasa bahagia itu dapat tersalurkan kepada orang lain.
Selain itu, PCD dapat diminimalisir juga dengan melakukan interaksi dengan musik seperti karaoke. Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman konser kembali sebagai pelepas rindu dari antusiasme yang telah dialami sebelumnya.
PCD bisa dibilang adalah sebuah fenomena baru yang sering diabaikan. Tetapi bagi sebagian orang, hal ini penting untuk dipahami oleh para penggemar musik. Khususnya yang memiliki rencana untuk menghadiri sebuah konser oleh idola favoritnya.
Nabila Rifqah Awaluddin
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2021
Sekaligus Reporter PK identitas Unhas 2024