Tim Program Peningkatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Start Up Universitas Hasanuddin (Unhas) melangsungkan seminar program kerja di Aula Kantor Desa Benteng Gajah, Rabu (19/07).
Seminar ini dihadiri Kepala Desa, M. Ansar beserta sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pemuda, karang taruna dan masyarakat umum. Turut hadir dalam kegiatan ini Dosen Pendamping yang juga Pembina UKM Start-Up, Sahriyanti Saad SHut MSi Phd.
Program kerja yang disosialisasikan ke masyarakat bertajuk Rumah Olah, yaitu sistem pengolahan sampah sirkular berbasis aplikasi, sebagai upaya peningkatan produktivitas dan optimalisasi potensi limbah organik di Desa Benteng Gajah, Maros.
Kepala Desa Benteng Gajah menyambut baik kehadiran mahasiswa Unhas yang berjumlah 15 orang untuk menjalankan program Rumah Olah. Menurut Ansar, masalah sampah harus menjadi perhatian khusus, termasuk di Benteng Gajah.
“Saya kira program ini sangat bagus, dan semoga bisa memberikan manfaat bagi kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Benteng Gajah,” ujarnya.
Sementara itu, Sahriyanti Saad dalam sambutannya menjelaskan bahwa PPK Ormawa merupakan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Sahriyanti berharap, warga desa bisa menerima dengan baik kehadiran mahasiswa Unhas dan dapat merasakan manfaat dari program PPK Ormawa yang akan berlangsung hingga September 2023 ini.
“Kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat tentu bukan untuk menggurui, tapi ini menjadi kesempatan mahasiswa dan masyarakat untuk sama-sama belajar. Besar harapan kami semoga masyarakat melanjutkan Rumah Olah meskipun program tim PPK Ormawa Unhas Sudah berakhir,” tambahnya.
Setelah sambutan, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang Rumah Olah yang disampaikan Ketua Tim, Muhammad Alif Maulana.
Alif menerangkan bahwa Rumah Olah menyasar masyarakat Desa Benteng Gajah, Maros, untuk menyalurkan sampahnya yang kemudian diolah menjadi berbagai produk dan disalurkan kembali ke masyarakat.
“Rumah Olah mengusung konsep sistem pengolahan sampah secara sirkular dengan mekanisme pengelolaan menjadi produk akuaponik, pupuk, dan budidaya maggot yang akan kembali didistribusikan kepada masyarakat,” ungkap Alif.
Rumah Olah ini juga ditunjang dengan pemanfaatan teknologi aplikasi bernama olah.ind. Aplikasi ini sebagai media yang mempermudah pengumpulan sampah dan distribusi produk olahan yang dihasilkan.
“Jadi, masyarakat bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk memesan penjemputan sampah rumah tangga yang kemudian sampah tersebut dapat ditukar dengan hadiah seperti sayuran dan kebutuhan rumah tangga lainnya,” tutur Alif.
Alya