Keluhan terkait fasilitas toilet yang tidak memadai di Unhas terus berulang. Kali ini, identitas mengumpulkan data terkait kondisi toilet di sekitar gedung MKU.
Siang itu, kelas akan segera dimulai. Mahasiwa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) angkatan 2019 pun bergegas menuju kelas Mata Kuliah Umum (MKU) Wawasan Sosial Budaya Maritim. Namun, lain halnya dengan Audylia Helmania Tonapa yang juga mahasiswa MIPA. Ia terlihat sedang kebingungan. Bingung bukan karena tidak mengetahui ruang kelasnya, melainkan sedang mencari toilet.
“Ini sudah berapa kali saya terlambat masuk kelas, karena mencari toilet yang bagus dan ada airnya,” ungkap Audy, saat menceritakan pengalamanya itu.
Sama halnya Faradiba, Mahasiswa Pertanian yang juga kebingugan akan letak toilet di MKU. Menurutnya tidak ada toilet yang bisa digunakan. Meskipun ada tapi kondisinya kurang bersih dan agak mengeluarkan bau yang tidak sedap.
“Ada toilet di dekatnya Kantin Kudapan tapi di sana tidak ada airnya, terus yang di dekat MIPA juga ada tapi sangat busuk,” jelas Faradiba.
Lebih lanjut, Faradiba bercerita bahwa awal menjadi maba dia sering menahan pipis lantaran tidak mengetahui letak toilet dan malu bertanya.
“Awalnya di rumah pi baru pipis, kalau di kampus malas ka. Mau sekali pi baru pipis di kampus,” jelas mahasiswa asal Bone ini.
Berdasarkan penelusuran reporter PK identitas Unhas, jumlah toilet disekitaran MKU ada sekitar 13 toilet, di antaranya berlokasi di Fakultas Kedokteran, FMIPA dan Perpustakaan Pusat. Namun, beberapa dalam keadaan rusak maupun tidak ada aliran air. Hal ini sangat tidak ideal dengan kapasitas mahasiswa yang mencapai 5.103 orang dan terbagi dalam 22 kelas, dengan jumlah 40-50 mahasiswa per kelas.
Seperti yang dikutip pada halaman hellosehat.com, seseorang yang sehat bisa buang air kecil sekitar empat sampai sepuluh kali dalam sehari. Dengan jumlah urin yang dikeluarkan bekisar 200-400 mili liter. Apabila seseorang sering menahan untuk buang air kecil, maka bisa menyebabkan kesempatan berkembang bagi bakteri. Sehingga seseorang bisa terkena penyakit yang serius, seperti Infeksi saluran kemih, batu ginjal, gagal ginjal, pembengkakan kandungan kemih dan lain sebagainya.
Kemudian, berdasarkan terbitan TribunLampung.com, satu toilet, idealnya digunakan untuk 25 anak perempuan. Sedangkan untuk anak laki-laki, satu toilet untuk 40 orang. Perbandingan tersebut dikarenakan anak perempuan lebih banyak menggunakan air ketimbang anak laki-laki.
Petugas Kebersihan, Pak To, mengatakan bahwa pada musim kemarau air di sekitaran MKU hanya mengalir 2 sampai 3 jam perhari. Hal ini juga disebabkan karena tidak tersedianya penampungan air.
“Ini juga berdampak pada penggunaan toilet, sehingga tidak dapat digunakan secara maksimal,” ujar Pak To.
Mendapat keluhan tersebut, Ketua Pengelola UPT MKU, Rahmatullah SIP M Si mengatakan bahwa memang tidak tersedia aliran air di MKU. Sebab sumber air hanya dari kantin Kudapan saja.
“Di kantin kan banyak yang manfaatkan sehingga kalau habis air, toilet tidak bisa digunakan. Hal itu juga yang menyebabkan toilet-toilet mengeluarkan bau busuk,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rahmatullah berharap keluhan ini bisa sampai ke pihak rektorat agar menyediakan aliran air sehingga toilet-toilet bisa digunakan.
“Harapan saya sebenarnya ada aliran air yang masuk ke MKU. Kedua, ada petugas kebersihan yang memperhatikan kebersihan toilet di sini, sehingga bisa digunakan dan tidak ada yang mengeluh lagi dengan suasana ini,” harap dosen pendidikan kewarganegaraan ini.
San/Tan