Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) mengadakan bedah buku “Demokrasi dalam Ancaman dan Bahaya” dan Launching Khasanah Intelektual Prof Dr H A Anwar Arifin di Aula Prof Syukur Abdullah, Kamis (28/02).
Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.00 Wita ini dihadiri Dekan FISIP Unhas, Prof Dr Armin Arsyad, serta beberapa dosen dan mahasiswa FISIP Unhas. Dalam acara tersebut, peserta diberikan salinan tulisan Aswar Hasan tentang “Demokrasi Kita Terancam”. Karya itu memandang demokrasi di negara saat ini, tidak ada yang mencapai idealitas, baik praktik maupun hasilnya.
Dalam kesempatan tersebut, Guru Besar FISIP Unhas, Prof Anwar Arifin menjelaskan alasan demokrasi Indonesia tidak sesuai harapan. Manurutnya, di Indonesia banyak ‘orang gila’ yang hanya mengerjakan sesuatu berdasarkan kelahiran, bukan karena ilmu.
“Sesuatu diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Indonesia kita tunggu saya kehancuran, karena banyak orang yang bekerja bukan keahliannya. Saya tahu karena saya mantan anggota DPR sepuluh tahun, saya mempunyai pengalaman yang manis, pahit,” ungkap Pakar Ilmu Kominikasi Unhas itu.
Lebih lanjut Prof Anno, sapaan akrabnya, mengatakan demokrasi Indonesia dapat menjadi demokrasi beku, yang berarti tidak memiliki hasil. Itulah mengapa Bangsa Eropa, Amerika dan Jepang lebih maju, bukan karena sistem politiknya tetapi karena otaknya.
“Hal itu dikarenakan minat baca Indonesia kurang, misalnya satu buku untuk Indonesia itu adalah seribu orang, sedangkan Singapura satu buku hanya untuk dua orang saja. Jadi kalau orang Singapura datang menjajah kita, terimahlah dengan besar hati karena memang dia lebih pintar dari kita,” sentilnya.
Arisal

Discussion about this post