Dia seorang visioner yang mengedepankan prinsip together, progress, and opportunity. Baginya, kolaborasi tim dapat membantu memecahkan masalah dan mengevaluasi progres bersama sehingga mampu menciptakan hasil yang maksimal.
Prof Dr Ir Laode Asrul MP dikenal sebagai pribadi yang senantiasa mengutamakan kebersamaan untuk meraih kesuksesan. Prinsip yang ditanamkan ini terlihat saat dirinya menjadi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas. Kala itu, Asrul berperan besar meningkatkan penelitian Unhas di tengah kondisi pendanaan yang sangat terbatas.
Berdasarkan liputan Jeklang identitas Unhas 2018 silam, Asrul berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan menghubungkan akademik, bisnis, dan government. Ia juga melakukan terobosan dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari swasta, pemerintah daerah, peneliti luar negeri, hingga melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dari usaha itu, penelitian Unhas di masa kepemimpinannya mengalami peningkatan. Tak sia-sia, gebrakan hebatnya ini juga membuatnya diundang oleh salah satu perguruan tinggi di Jawa, yakni Universitas Padjadjaran untuk berbagi strategi tentang cara meningkatkan penelitian dengan dana yang kurang memadai.
Selain itu, Asrul juga memegang prinsip Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) dalam bekerja. Dirinya senang mengamati capaian orang lain dan mengikuti hal-hal yang menurutnya baik untuk ditiru. Setelah itu, ia akan memodifikasi pembelajaran yang diperolehnya agar mendapatkan kesuksesan yang sama.
Asrul merupakan salah satu Guru Besar di Fakultas Pertanian Unhas. Sebelum itu, ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Makassar. Asrul lalu melanjutkan studinya di perguruan tinggi dan memperoleh gelar sarjana bidang budidaya pertanian di Unhas. Hingga menempuh program doktor, ia tetap berlabuh di kampus merah dan mengabdikan diri sebagai dosen setelah lulus.
Selama membersamai Unhas, Asrul telah mengisi sejumlah jabatan, seperti Ketua Pusat Studi Lingkungan (PSL), Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Periode 2016-2018, dan Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Publikasi Sekolah Pascasarjana Unhas 2018.
Pria kelahiran Raha, 7 Maret 1963 ini memiliki minat yang tinggi dalam bidang literasi, baik membaca maupun menulis. Ia kerap mengirimkan tulisannya untuk diterbitkan di media cetak, Karya tulis Asrul ini tidak jauh dari bidang ilmu yang digeluti, yakni pertanian. Ia sering membuat tulisan tentang kakao yang mempresentasikan dirinya sebagai peneliti kakao.
Di lingkungan kampus, Asrul dikenal sebagai dosen yang senang menolong dan punya rasa empati yang tinggi. Ia mudah bergaul dan akrab dengan orang lain, termasuk mahasiswa. Namun meski begitu, Asrul tetap profesional dalam mengajar. Ia tidak segan memberikan teguran pada mahasiswa yang melakukan kesalahan sekalipun dirinya cukup dekat dengan mahasiswa tersebut.
Di mata sang istri, Idha, Asrul adalah kepala keluarga yang tegas dalam mendidik anak, namun tidak membatasi mereka untuk berkembang selagi itu adalah hal positif. Kecintaannya terhadap pendidikan ini akhirnya diturunkan kepada anak-anaknya. Ia bahkan sering mendaftarkan mereka kursus atau bimbel sedari kecil.
“Bapak selalu berpesan agar anak-anaknya melanjutkan pendidikan setinggi mungkin, minimal harus seperti dia,” ungkap Idha, Sabtu (04/05).
Pesan inilah yang membuat semua anaknya tidak putus asa dalam menggapai mimpi-mimpinya. Kini, keempat anak Asrul berhasil menyelesaikan pendidikan magister hingga doktor. Ada pula yang telah meniti karir sebagai dosen dan dokter.
Tak hanya itu, di lingkup keluarga, Asrul merupakan figur suami yang perhatian dengan istri dan sosok ayah yang dekat dan senang bercanda dengan anak-anaknya. Di tengah kesibukan akademik di kampus, Asrul masih sempat menyisihkan waktu luangnya untuk menyalurkan hobi dan keluarga tercintanya.
Setiap hari libur, Asrul bersama keluarga selalu menyempatkan pergi jalan-jalan atau sekadar makan bersama. Selain itu, ia juga mempunyai agenda liburan akhir tahun bersama anak-anak “Bapak itu bila sudah di rumah, maka sudah bebas dari masalah pekerjaan dan urusan kampus,” tutur sang istri.
Sayangnya pada 6 Desember 2020, pria berusia 57 tahun tersebut harus meregang nyawa akibat pandemi covid-19. Raga Asrul kini telah beristirahat dengan tenang di pekuburan Pattene, Maros. Meski telah tiada, namun pengabdian dan sumbangsihnya tidak akan hilang dalam sejarah pengembangan penelitian Unhas. Ide dan inovasinya akan terus memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.
Ni Made Dwi Jayanti