Prof Dr Burhamzah MBA, sosoknya terkenang memiliki integritas dan sisi humanis yang tinggi. Pria kelahiran Bone ini mengawali karier sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Kampus Makassar yang kemudian berubah menjadi Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia telah menjadi guru besar Unhas bidang ekonomi sejak 1982.
Sebelum menjadi dosen, Burhamzah pernah menjabat sebagai direktur di salah satu Bank Rakyat Sulawesi. Ia juga mengisi jabatan-jabatan lainnya seperti direktur utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulsel atau Bank Sulselbar, Komisaris Independen PT Pelindo IV, hingga staf ahli pemerintah daerah maupun nasional. Tak hanya itu, dirinya bahkan menjadi visiting profesor di Jepang, Amsterdam Belanda, hingga Virginia University, Amerika Serikat.
Semasa hidup, ia adalah sosok yang memiliki prinsip teguh terhadap nilai-nilai moral. Tidak memberikan toleransi kepada siapa pun jika melakukan pelanggaran. Bahkan saat menjabat sebagai direktur utama BPD, dirinya sempat berseberangan–miskomunikasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan masa itu, Prof A Amiruddin yang merupakan sahabatnya, hingga ia memilih mundur dari jabatannya.
Selain memiliki banyak prestasi, Burhamzah memiliki kedekatan dengan masyarakat kecil. Dirinya bercita-cita menyejahterakan dan memberi keadilan ke semua orang, termasuk rakyat kecil dan UMKM. Selalu berusaha mengangkat derajat pengusaha rakyat kecil. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan yaitu menggagas Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan usaha kecil dan menengah di Sulawesi Selatan.
Sisi tegas, penuh integritas, dan humanis yang dimiliki Burhamzah ternyata tidak hanya diterapkan ke masyarakat luas. Bahkan nilai-nilai tersebut juga diterapkan ke keluarganya di rumah.
“Bapak sangat perhatian terhadap keluarga. Jika ada anak-anaknya salah dia akan tegas,” kenang Dr Oky Deviana SH MH yang merupakan anak Burhamzah, Kamis (14/7).
Nilai moral yang dimilikinya ditempa sejak merantau ke Bandung. Saat itu, ia tinggal bersama neneknya untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA. Tamat SMA, ia sempat berkuliah di jurusan Kedokteran Unpad selama setahun, kemudian berhenti dan melanjutkan studi di jurusan Ekonomi Universitas Indonesia.
Selain karena tempaan tersebut, nilai-nilai moral yang ia junjung tinggi berasal dari nilai-nilai kebangsawanan Bugis. Dirinya memiliki darah bangsawan. Meski tidak menggunakannya, namun orang akan tahu melalui sikapnya. Burhamzah bahkan selalu mengingatkan ke anak-anaknya untuk menjaga martabat sebagai bangsawan Bugis jangan sampai hilang.
“Dia menganggap kalau kita pakai ‘Andi’ dan melakukan kesalahan maka akan mencederai nama bangsawan dan keluarga,” jelas Oky.
Burhamzah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Stella Maris, Makassar, 19 Januari 2010. Oky mengatakan, semasa hidup Guru Besar Ekonomi Unhas ini memang mengidap beberapa penyakit. Ditambah dengan istrinya yang meninggal pada 27 Maret 2009 hingga membuat kondisinya semakin menurun.
“Sebenarnya bapak ketergantungannya kepada istrinya sangat tinggi. Semua keperluan biasanya disiapkan oleh ibu, itu yang membuat dia drop,” ungkap dosen Fakultas Hukum tersebut.
Muh Amar Masyhudul Haq