Senat Akademik Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan Upacara Pidato Pengukuhan dan Penerimaan Anggota Dewan Profesor pada Fakultas Farmasi di Ruang Senat Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, Selasa (11/06).
Salah satu guru besar, Prof Andi Dian Permana SSi MSi PhD Apt menjadi dosen termuda yang berhasil menyandang gelar guru besar diusianya yang masih 34 tahun. Ia menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Microneedle Delivery System sebagai Strategi Inovatif untuk Meningkatkan Efikasi dan Kualitas Penghantaran Obat”.
Ia menjelaskan, kulit tidak hanya digunakan sebagai rute untuk mengobati area kulit saja, namun kulit juga dapat menjadi media penghantar obat masuk ke peredaran darah.
“Terdapat dua rute penetrasi kulit, rute transepidermal yang terdiri dari, rute transelular dan intraselular. Selain itu, terdapat juga transportasi melalui folikel rambut, saluran keringat atau kelenjar sebaceous,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan microneedles sebagai sistem penghantaran obat melalui kulit sebagai fokus utama orasi ilmiahnya. Microneedles merupakan jarum berukuran mikro yang dapat menembus lapisan terluar kulit, menghantarkan obat secara presisi masuk ke dalam aliran darah tanpa menyebabkan rasa sakit.
“Inovasi ini tidak hanya menarik, tetapi juga membawa perubahan yang sangat signifikan dalam hal penghantaran obat ke lokasi target dengan presisi yang lebih tinggi,” jelasnya.
Prof Dian mengatakan, microneedles ini hampir sama dengan koyo, namun koyo mengandung jarum-jarum kecil yang mampu meningkatkan penetrasi obat pada kulit dan menghantarkan obat ke peredaran darah. Meski begitu, jarum tersebut tidak sampai ke sistem saraf sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri.
“Berbeda dengan sakit gigi, kalau gigi biasanya sakit tapi tidak berdarah, namun microneedles ini berdarah tapi tidak sakit,” ucapnya.
Di akhir orasinya, Prof Dian mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada para pihak yang telah terlibat dalam proses perjalanan kariernya selama ini.
Nurul Fathiyah Salsabila A.