Mahasiswa sekarang mungkin banyak yang tidak tahu bahwa pernah ada Rektor Unhas yang bernama Prof Fachrudin. Fachrudin menjabat menggantikan Prof Achmad Amiruddin pada tahun 1981-1989.
Perjalanan Fachruddin menjadi orang nomor satu di Unhas terbilang panjang. Ia harus meninggalkan kota Bogor yang penuh kenangan. Salah satunya, kenangan bersama istrinya, Islamiah.
Pertemuan Fachrudin dan Is, sapaan akrab istrinya, diceritakan pada buku “Mata Air Cinta Is dan Fachruddin (Cara Sukses Mengantar Keluarga Bahagia) terjadi saat ia masih mengenyam pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (sekarang Institut Pertanian Bogor). Kala itu, salah seorang tante Is menikah dengan lelaki asal Palopo, Sulawesi Selatan, Daeng Situju. Daeng Situju akrab dengan Fachruddin.
Fachrudin tertarik dengan Is pada pandangan pertama. Kawannya, Daeng Situju menangkap sinyal itu. Ia pun mengajak Fachruddin bertandang ke kediaman Is. Lalu, Is dan Fachruddin sering bertemu. Mereka bertemu di taman tengah kota Bogor, Taman Jodoh. Taman itu menjadi bukti cinta mereka.
Sekitar setahun berkenalan, Fachrudin melamar Is pada tahun 1955. Empat tahun kemudian, mereka mengikrarkan janji hidup semati di depan penghulu. Kala itu Fachruddin masih mengenyam pendidikan di UI. Namun ia sudah dipercayakan menjadi asisten ahli. Ia pun diberi bayaran per bulan Rp 700. Nilai yang terbilang lumayan zaman itu. Sementara, Is telah lulus dari Sekolah Guru Agama (SGA) dan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dua tahun setelah mereka menikah, Fachrudin menyelesaikan pendidikannya di UI. Kala itu, di tengah perekonomian Is dan Fachruddin yang kurang baik, tawaran yang cukup menggiurkan datang. Fachrudin diminta untuk merintis Fakultas Pertanian di Unhas.
Awal tahun 1961, Fachrudin diundang ke kantor salah seorang Guru Besar UI, Prof Azis Ressang di Laboratorium Patologi Hewan. Di sana, ia bertemu dosen mineralogy dan geologi yang juga menjabat Sekretaris Fakultas Pertanian Bogor, Drs Manus. Prof Azis Ressang dan Dr Manus menyampaikan kepada Fachruddin, ia diminta oleh rektor Unhas kala itu, Prof Arnold Monohutu untuk membantu menyusun konsep persiapan pendirian Fakultas ke-7 di Unhas, Fakultas Pertanian di Unhas. Fachruddin pun ditugaskan sebagai tenaga Bantu di Biro Dekan.
Rektor Unhas meminta hal demikian ke Fachrudin sepertinya tindakan yang tepat. Mengingat, kala masih mahasiswa, Fachrudin sudah dipercayakan menjadi asisten ahli (sekarang Golongan IIIa) dalm bidang entomologi.
Salah sorang dosen IPB, Prof Sutadi pernah mengikutkan Fachrudin dalam proyek pembasmian hama menggunakan helikopter di Jogya. Fachruddin juga pernah memimpin tim yang menangani hama di perkebunan teh di Bandung Selatan. Beberapa pengalaman itu, membuat Fachrudin kian mengerti ilmu pertanian. Selain itu, ia juga merupakan putra Sulawesi Selatan.
Tawaran itu pun diterima Fachrudin karena pekerjaan itu tetap dilaksanakan di Bogor. Bersama Drs Manus, Fachruddin segera mengumpulkan bahan-bahan, seperti kurikulum. Demi menyusun kurikulum itu, mereka berdua berkali-kali melakukan perjalanan antara Bogor dan Makassar. Mereka juga mengunjungi beberapa instansi yang dapat mendukung berdirinya Fakultas Pertanian.
Dokumen persiapan pembukaan fakultas Pertanian Unhas selesai pada akhir tahun 1961. Setelah dipindahtugaskan ke kantor Biro Dekan sebagai staf pembantu, ia diminta menghadap Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Prof Thoyib Hadiwijaya.
“Saya telah berbicara dengan dengan Prof Azis Ressang dan Drs Manus. Kami sepakat menugaskan Anda ke Makssar dalam rangka persiapan pembukaan Fakultas Pertanian Unhas pada 1962,” kata Prof Toyyib.
Mendengar titah itu, Fachrudin merasa berat hati menerima tawaran itu karena harus meninggalkan kota Bogor. Mengingat, kota itu penuh kenangan terutama bersama sang istri, Is. Ia pun khawatir Is tidak menyetujui kepindahannya ke Makassar. Namun, Is memiliki jiwa besar dan menyetujui rencana suaminya. Pada April 1962, Is dan fachruddin pun meninggalkan kota Bogor menuju Makassar menggunakan kapal laut Pelni.
Kala ulang tahun Indonesia yag ke-17, pada tanggal 17 Agustus 1962, Fakultas Pertanian diresmian oleh Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Prof Toyyib. Pada tahun pertama, Fakultas ini menampung mahasiswa 75 orang. Selain itu, pada tahun ajaran 1964-1965, fakultas ini memiliki tiga jurusan, yaitu Teknik Pertanian, Perusahaan Pertanian, serta Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan.
Setelah Fakultas Pertanian didirikan, Fachrudin diberikan kepercayaan menjabat sebagai Kuasa Dekan II pada Januari 1963. Kala itu, dekan dijabat oleh Prof Arnold Mononutu yang juga sebagai rektor Unhas.
Fakultas Pertanian lalu dinahkodai oleh Ir Zainuddin Daeng Maupa pada 1964 hingga 1966. Lalu, Fachrudin pun diangkat menjadi dekan ketiga pada tahun 1966. Selama menjadi dekan, ia membuat beberapa gebrakan yang agak lain. Sarjana dari berbagai jurusan diterimanya menjadi tenaga di Fakultas Pertanian. Kepemimpinannya dinilai sukses.
Selain pernah menjabat Dekan dan Rektor Unhas, Fachrudin pernah menjadi Sekretaris Unhas, Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Ketua Sekolah Pasca Sarjana. Gubernur Sulsel kala itu, Prof Amiruddin bahkan pernah mempercayakan Fachrudin untuk memimpin Bappeda Tingkat I Sulsel.
Reporter: Sri Hadriana